Ikuti Kami

Gus Falah Minta Indonesia Harus Ikut Bantu Para Pengungsi Rohingnya

Konstitusi UUD 45 mengamanatkan Indonesia melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi & keadilan sosial.

Gus Falah Minta Indonesia Harus Ikut Bantu Para Pengungsi Rohingnya
Politisi PDI Perjuangan Nasyirul Falah Amru.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Nasyirul Falah Amru menyatakan Indonesia harus ikut membantu para pengungsi Rohingya yang masuk ke Indonesia. 

Tokoh yang akrab disapa Gus Falah itu menegaskan, Pembukaan konstitusi UUD 1945 tegas mengamanatkan Indonesia agar melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Baca: Abdy Jelaskan Kenapa Ganjar Pranowo Layak Jadi Presiden RI

"Kita harus konsisten sebagai bangsa dalam melaksanakan amanat konstitusi, orang-orang Rohingya itu ditindas dan terusir dari negaranya, lalu mengungsi ke Indonesia. Kita harus membantu semampu kita, Palestina yang jauh letaknya saja kita bantu, mosok kaum tertindas didepan mata kita tak dibantu?," ungkap Gus Falah dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12/2023). 

Gus Falah melanjutkan, pertolongan yang diberikan pemerintah Indonesia bisa berupa penampungan sementara di lokasi yang kecil risiko gesekan sosialnya. 

Untuk itu, ujar Gus Falah, Indonesia bisa bersinergi dengan organisasi kemanusian seperti IOM dan UNHCR dalam menangani pengungsi Rohingya.

"Apabila pemerintah Indonesia merasa tidak mampu menampung para pengungsi Rohingya, maka pemerintah bisa bekerja sama dengan negara-negara yang biasa menerima pengungsi. Tapi jangan kita mengirim mereka ke Myanmar, itu sama dengan mengirim mereka ke kuburan," tegas Gus Falah. 

Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo

Gus Falah melanjutkan, Indonesia juga bisa memperjuangkan hak asasi etnis Rohingya melalui diplomasi. Sebagaimana Indonesia memperjuangkan kemerdekaan Palestina dalam forum internasional. 

"Apalagi ASEAN khan sudah memiliki Konsensus Lima Poin untuk penyelesaian krisis di Myanmar sejak kudeta militer pada 2021. Itu bisa diperhebat untuk membuat rezim militer Myanmar menghentikan penindasannya terhadap etnis Rohingya, hal ini penting sebab akar persoalan Rohingya itu ya di Myanmar," pungkasnya. 

Quote