Ikuti Kami

Tangani Corona, Budiman :Terapkan "Big Data Analytic!"

Big data analytic akan memunculkan subjektivitas baru yang akan lebih objektif daripada subjektivitas manusia yang dilakukan secara analog.

Tangani Corona, Budiman :Terapkan
Ketua Inovator 4.0 Budiman Sudjatmiko.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Inovator 4.0 Budiman Sudjatmiko memperkenalkan solusi penanganan permasalahan bencana, perang atau epidemi berbasis analisa data mahadata (big data analytic).

"Untuk tiga hal, kalau perang, bencana nasional atau epidemi, itu serahkan kepada mesin dan algoritma. Serahkan kepada big data saja deh," kata Budiman.

Baca: Rudianto Ajak Media Edukasi yang Baik Tentang Corona

Menurut Budiman, penanganan mesin dan algoritma yang dilakukan dalam big data analytic akan memunculkan subjektivitas baru yang akan lebih objektif daripada subjektivitas manusia yang dilakukan secara analog.

Ia mengklaim bahwa big data analytic itu menghasilkan sesuatu yang objektif karena berbasis data dan memakai ilmu matematika.

"Apa itu yang objektif. Ya data. Apa itu yang objektif. Ya matematika," kata Budiman.

Dia mencontohkan dengan apa yang dilakukan aplikasi kesehatan, misalnya seperti aplikasi yang ada pada ojek dalam jaringan (online).

Menurut kader PDI Perjuangan itu, aplikasi tersebut lebih dapat dirasakan masyarakat ketimbang apa yang dilakukan oleh kementerian/lembaga. Sebab penggunaan big data analytic tadi lebih tepat sasaran.

Karena itu, terkait Virus corona (Covid-19), Budiman meminta pemerintah perlu menerapkan big data analytic tersebut, agar dapat menghindari kepanikan akibat informasi yang salah (hoaks).

Baca: Cegah Corona, Presiden Tambah Frekuensi Minum Jamu

Namun, lanjut Budiman, terlebih dulu pemerintah harus siap membuka ruang 'debat' seluas-luasnya, agar ide dan gagasan baru bisa muncul serta dapat diolah secara algoritma menjadi big data oleh kementerian/lembaga.

"Debat tatap muka ya, bukan debat jempol. Debat tatap muka ini tradisi yang hilang di Indonesia. Kebebasan berpendapat kita hanya diisi oleh pidato dan monolog. Enggak boleh. Kita harus mengisi dengan debat, karena dengan debat, orang itu menguliti suatu permasalahan sampai sedalam-dalamnya," ujar Budiman.

Quote