Ikuti Kami

Reaksi Gibran Saat Bertemu Penjual Rosok Yang Sebatang Kara

Itu terjadi manakala Gibran tengah blusukan online di RT 4 dan 5, RW 10, Griyan, Pajang, akhir pekan lalu.

Reaksi Gibran Saat Bertemu Penjual Rosok Yang Sebatang Kara
Calon Wali Kota Solo Gibran saat blusukan online di RT 4 dan 5, RW 10, Griyan, Pajang, Jumat (9/10) sore. 

Solo, Gesuri.id - Calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka bertemu Sugiharti (42) yang sedang mengayuh sepedanya.

Ia tampak berhenti demi menyapa Gibran melalui virtual box, "Mas Gibran, saya habis setor barang rosokan, ini mau cari rosokan lagi, carinya sampai malam, keliling dari daerah Manahan hingga Laweyan, semoga Mas Gibran sukses selalu, sehat-sehat terus,” ujarnya dengan suara lirih.

Baca: Diciduk Saat Demo, Ribka Ingatkan Jurnalis Dilindungi UU

Hal itu terjadi manakala Gibran tengah blusukan online di RT 4 dan 5, RW 10, Griyan, Pajang, Jumat (9/10) sore. 

Sugiharti pun lanjut berkeluh kesah, “Saya hidup sendiri, orang tua sudah meninggal, di sini ngekost sudah 8 tahun, saya belum pernah dapat bantuan apa-apa, Mas. Karena KTP saya Purwodadi”. Gibran lantas menanyakan, berapa biaya sewa indekos per bulan dan meminta data NIK Sugiharti untuk langsung dicek apakah tercatat sebagai penerima BPMKS.

“Bu, ini sudah saya check online, tapi data Ibu tidak tercatat sebagai penerima bantuan, nanti biar teman-teman di lapangan catat data Ibu nggih,” Gibran menanggapi. Sugiharti pun tampak senang dan lega, saat virtual box Gibran berlalu ia menceritakan kisah pilunya, "Saya dulu pas anak-anaknya Pak Jokowi nikah, saya datang, saya dapat makan di sana, setelah itu saya kumpulin kardus-kardus sama botol-botol plastik, saya jual tempat rongsokan,” kenangnya sambil mengusap air mata.

Warga banyak berkeluh kesah dan menyalurkan masukan soal kondisi perkampungan di area belakang Solo Square itu.

Diketahui, lingkungan sekitar menjadi langganan banjir kala turun hujan, butuhnya fasilitas balai pertemuan warga sekaligus tempat posyandu balita/lansia, hingga permohonan perbaikan jalan-jalan berlubang di perkampungan turut diutarakan pada Gibran.

Baca: Aksi Anarki, Hasto Heran Ada Kepala Daerah Yang Tenang Saja

"Nggih, Wilayah SS (Solo Square) itu drainase-nya bermasalah jadi rawan banjir. Terus banyak juga warga yang mengeluh soal Kali Jenes yang di belakang SS Kalau hujan pasti meluap, masalahnya cukup banyak di Kali Jenes itu, ada sampah limbah yang kebanyakan dari perbatasan Sukoharjo, berbau dan warna airnya merah. Dari dulu juga belum ditalud, nanti kalau perbaikan kita mintakan bantuan dari pusat, Bu,” Gibran menerangkan.

Lebih lanjut, Gibran pun bertemu dengan tukang pijat tunanetra, Sukatno, yang meminta Gibran lebih memperhatikan kaum difabel, “Nggih, Pak. Sebelumnya saya juga sudah diskusi dan bertemu dengan komunitas teman-teman difabel, sarasehan, mendengar apa yang diinginkan dan butuhkan,” tandas Gibran.

Keluhan lain datang pada warga yang sebenarnya menginginkan pihak mall dapat meyerap tenaga kerja di wilayah perkampungan sekitar bukan merekrut karyawan dari luar perkampungan. Permasalahan parkir di shelter warung makan di samping mall yang membuat ruas jalan makin sempit pun jadi protes warga, “Nggih, Bu coba keluhannya nanti saya sampaikan pada pengelola mall, kebetulan saya kenal pihak pengelolanya,” tandas Gibran.

Quote