Ikuti Kami

Ganjar-Mahfud Optimistis Ekonomi Indonesia Naik Rata-rata 7 Persen per Tahun

Optimistis perkembangan ekonomi itu dituangkan Ganjar-Mahfud dalam visi misi.

Ganjar-Mahfud Optimistis Ekonomi Indonesia Naik Rata-rata 7 Persen per Tahun
Capres Ganjar Pranowo dan Cawapres Mahfud MD.

Jakarta, Gesuri.id - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD optimistis prekonomian Indonesia mampu naik hingga rata-rata 7 persen. Hal ini penting, agar Indonesia keluar dari negara berpenghasilan rendah.

Optimistis perkembangan ekonomi itu dituangkan Ganjar-Mahfud dalam visi misi yang mengangkat tema 'Menuju Indonesia Unggul Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari'.
 
"Strategi untuk keluar dari middle income trap secara inklusif, dengan meningkatkan peran koperasi dan UMKM, dukungan usaha baru di seluruh wilayah Indonesia, pemanfaatan infrastruktur, ekonomi digital, pengelolaan ekonomi hijau-biru, serta pertumbuhan industri manufaktur di 7,5-8. Serta optimalisasi Kawasan Ekonomi Khusus untuk mempercepat industrialisasi dan investasi," tulis visi misi Ganjar-Mahfud.
 
Peneliti Ekonomi dan Pengembangan Wilayah Hendrawan Saragi menjelaskan, 
transformasi kemiskinan dimulai memang dapat dimulai dari pembangunan kualitas SDM. Sehingga peningkatan SDM penting, untuk bisa mengatasi kemiskinannya. 
 
"Dia harus dilatih dan diberdayakan sehingga dia bisa menghidupi sendiri," kata Hendrawan kepada wartawan, Rabu (6/12).
 
Hendrawan mengutarakan, manusia berinovasi terus untuk mengatasi permasalahan yang ada. Karena itu, untuk melatih orang-orang maka diperlukan juga ilmu pengetahuan. 
 
"Orang miskin adalah orang yang tidak punya produk dan tidak menerima gaji. Jika punya produk dan menerima gaji maka tidak akan menjadi miskin. Agar berproduksi maka perlu diperbanyak kampus-kampus yang mendidik orang untuk berproduksi seperti program studi eknomi, teknik, dan juga kedokteran," papar Hendrawan.
 
Ia menekankan, penciptaan ekonomi dengan membangun banyak pabrik lebih penting, daripada memberikan uang secara berkesinambungan kepada masyarakat. Karena tidak ada produksi yang dihasilkan. 
 
"Hal yang membuat masyarakat menjadi kaya dan tidak miskin adalah bekerja/berproduksi dan menabung. Pemberian uang ini dikatakan bisa meningkatkan konsumsi dan roda ekonomi menggeliat. Tetapi itu adalah hasil belanja pemerintah. Pemerintah meminjam uang atau ambil uang dari pajak, dari hal- hal yang produktif yang dikerjakan masyarakat, kemudian dberikan kepada masyarakat," ucap Hendrawan.
 
Ia mengutarakan, perekonomian dapat meningkat dari hasil dari menabung yang dipakai untuk kegiatan ekonomi. 

Sementara itu, Ganjar mengungkapkan aspirasi para pelaku ekonomi kreatif, terutama terkait dukungan dari pemerintah untuk pembiayaan. Menurutnya, dukungan pembiayaan dari pemerintah bisa mengembangkan industri ekraf ke level lebih tinggi melalui berbagai event berskala nasional seperti Pestapora.
 
“Cuma keluhannya sama, dukungan pemerintah. Dukungan apa yang diperlukan? Uang. Maka, perlu bujet, perlu anggaran, untuk bisa membuka ruang festival agar industri kreatif kita bisa muncul,” ungkap Ganjar usai menjadi pembicara dalam acara Road to IdeaFest, di Ballroom Djakarta Teater, Jakarta, Kamis (31/8).
 
Selain dukungan anggaran, Ganjar membeberkan empat solusi lainnya dalam memperkuat industri ekonomi kreatif nasional. Pertama, menghargai karya para seniman melalui peningkatan edukasi dan kesadaran tentang hak kekayaan intelektual (HKI).
 
"Kedua, memberikan kemudahan perizinan, karena izin ini sulit sekali," ucap Ganjar.
 
Ketiga, membuat program talent scouting atau pencarian bakat anak-anak kreatif di Indonesia. Ganjar mengatakan, anak-anak muda berbakat perlu perlu disediakan atau difasilitas peluang agar bakat mereka bisa berkembang dan mendunia.
 
"Kita menyekolahkan anak-anak berbakat ke luar atau mengundang guru ke dalam atau menaikkan yang sudah benar-benar mereka menjadi yang sangat profesional,” tutur Ganjar.
 
Keempat, menjadikan para seniman sebagai diplomat untuk memperkenalkan industri ekonomi kreatif Indonesia di dunia internasional. Ganjar mengatakan, potensi industri ekraf nasional sudah besar dan bisa mengikuti jejak ekraf Korea Selatan yang sudah mendunia.

“Banyak seniman kita hebat berkelas dunia, kenapa kita tidak memanfaatkan itu. Mereka dipuja di seluruh dunia dan itu pasti akan menjadi brand, tidak hanya untuk dirinya, tetapi kalau kita tarik untuk negara, kita bisa berkolaborasi menyampaikan pesan tentang Indonesia keluar," tegas Ganjar.

Quote