Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI Eko Kurnia Ningsih mengatakan penerapan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Bengkulu jangan hanya terpusat di kota saja.
"Pelaksanaan MBG tetap terpusat di Kota Bengkulu dengan enam titik SPPG dan rencananya bakal ada tiga titik lagi di tahun ini. Sejauh ini program belum menjangkau ke wilayah yang rentan, seperti wilayah yang tingkat stuntingnya tinggi dan gizi buruk, saya minta keterangan mengenai perihal tersebut," kata Eko Kurnia Ningsih.
Baca: Ganjar Ungkap Hal Ini Akan Usulan Solo Jadi Kota Istimewa
Apalagi, kata dia, saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu sudah mengusulkan ekspansi penerima faedah untuk mendapatkan Program MBG dari pemerintah pusat, ialah lewat Badan Gizi Nasional (BGN).
Pemprov Bengkulu, menurut dia, sudah mengusulkan ekspansi ke 20 sekolah, namun belum semua disetujui BGN dengan argumen perlu sinkronisasi info dan kesiapan teknis.
"Namun belum semua disetujui BGN dengan argumen perlu sinkronisasi info dan kesiapan teknis, gimana pertimbangan sasaran prioritas penerima faedah MBG tersebut? Jangan sampai menimbulkan dugaan bahwa pemilihan sekolah alias sasaran MBG condong mengikuti kesiapan prasarana perkotaan, bukan semata kebutuhan gizi wilayah rentan," kata Eko Kurnia Ningsih.
Ia juga sudah mengutarakan perihal tersebut saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) berbareng Kepala BGN pada Selasa 6 Mei 2025. RDP tersebut guna mengetahui persoalan penerapan Program MBG dan tantangan yang dihadapi BGN.
Baca: Ganjar Pastikan PDI Perjuangan Siap Upgrade Kurpol Perempuan
"Mengenai pertimbangan ini, jangan hanya info kuantitatif penerima saja yang ditampilkan, tetapi juga gimana parameter gizi yang digunakan, gimana status awal gizi siswa alias sasaran perbaikan gizinya seperti apa," ujar Eko Kurnia Ningsih.
Dengan adanya info dan pertimbangan yang komprehensif, lanjut dia, semua pihak termasuk pihak mengenai mampu mengetahui apakah program memang sudah melangkah sesuai dengan tujuan Presiden Prabowo sebagai bagian dari strategi besar pembangunan SDM Indonesia untuk mengatasi masalah gizi.