Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi I DPR RI Itet Tridjajati Sumarijanto menanggapi kebijakan yang dilakukan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa untuk menghapuskan tes keperawanan dalam proses rekruitmen calon prajurit Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad).
Politisi PDI Perjuangan itu menegaskan, tes keperawanan dalam rekruitmen TNI-AD memang menyimpan sejumlah permasalahan.
Pertama, ujar Itet, dalam ulasan terkait tes keperawanan sebagai faktor penerimaan wanita sebagai calon prajurit, tidak disebut-sebut adanya pemeriksaan terhadap laki-laki dan genitalianya dalam bentuk apapun.
Baca: Berpolitik Bebas Aktif, Indonesia Boleh Latihan Dengan AS
"Di sini perlu diingat korban pemeriksaan hanya perempuan, bukan laki-laki. Sehingga perlu ditelusuri lagi kenapa ada double-standard tersebut dan kenapa tidak mengikuti aturan pakem adanya kesetaraan gender," ujar Itet.
Kedua, sambung Itet, tak ada relevansinya antara keperawanan dengan kapasitas seseorang untuk diterima menjadi calon prajurit. Itet menegaskan, dirinya secara pribadi tidak setuju dengan test keperawanan ini.
" Banyak faktor yang bisa menyebabkan rusaknya selaput dara atau hymen. Contohnya, hymen bisa robek kalau jatuh dari sepeda. Kalau sudah ada pemeriksaan secara keseluruhan dari dokter untuk kesehatan jasmani dan rohani, berarti wanita calon prajurit ini sudah bisa dilihat kesehatannya secara lengkap, tanpa harus mengungkit keperawanan," tegas Itet.
Itet melanjutkan, dengan adanya perkembangan teknologi, bila masalahnya hanya tentang selaput dara itu sendiri, sudah ada juga cara secara medis dan kosmetik untuk mengembalikan organ tersebut.
" Sehingga, apa sebenarnya yang dituntut dengan kriteria keperawanan ini? Jadi, kalau sampai tetap dilakukan tes ini di masa depan, ini hanya menjadi salah satu kegiatan yang mengada-ada dari lembaga. Maka, saya mendukung penuh kebijakan KSAD untuk menghapus tes ini, sebab tak ada relevansinya dengan keprajuritan," ujar Itet.
Seperti diketahui, KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan, pemeriksaan himen atau selaput dara sebagai salah satu rangkaian tes kesehatan bagi calon prajurit Korps Wanita Angkatan Darat ditiadakan.
Baca: Megawati: Prajurit TNI Harus Ingat Strategi Perang Gerilya
Hal ini berdasarkan evaluasi proses rekrutmen TNI AD yang dilakukan pada Mei lalu.
"Soal himen atau selaput dara. Tadinya merupakan satu penilaian. Himennya utuh, himen ruptured (robek) sebagian, atau ruptured sampai habis. Sekarang tidak ada lagi penilaian itu," kata Andika dalam keterangan persnya yang disampaikan lewat video, baru-baru ini.
Selain itu, tidak ada lagi pemeriksaan secara khusus di bagian dalam vagina dan serviks. Namun, pemeriksaan di bagian luar alat kelamin dan abdomen masih dilakukan dalam rangkaian tes kesehatan.
"Tidak ada lagi pemeriksaan inspeksi vagina dan serviks. Tapi pemeriksaan genitalia luar, abdomen, tetap," ucapnya.