Jakarta, Gesuri.id - Calon presiden (capres), Ganjar Pranowo, dinilai oleh warganet sebagai kandidat yang paling solutif dalam perbandingan dengan capres lainnya.
Penilaian ini muncul berdasarkan hasil analisis Drone Emprit terhadap respons warganet di platform media sosial Twitter atau X.
Lembaga analisis ini melakukan pemantauan terhadap cuitan dan respons warganet di Twitter setelah acara talkshow Mata Najwa On The Stage yang berjudul "Tiga Bacapres Bicara Gagasan," yang diselenggarakan di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Selasa (19/9).
Baca: 3 Fondasi dan 7 Strategi Ganjar Dapat Pujian dari Akademisi
Menurut hasil analisa Drone Emprit yang dikutip, Jumat (22/9), Ganjar Pranowo mendapatkan narasi positif dari warganet karena dianggap sebagai sosok yang paling solutif dan tegas dalam menjawab semua pertanyaan dari Najwa Shihab, pembawa acara talkshow tersebut.
Namun, Drone Emprit juga mendeteksi adanya sentimen negatif terhadap penampilan Ganjar dalam acara tersebut, di mana beberapa warganet menyebutnya melakukan blunder. Total cuitan yang mencakup sentimen negatif dan positif terhadap Ganjar mencapai 36.176 kali.
Sentimen positif terhadap Ganjar banyak diungkapkan oleh warganet, terutama oleh akun @Prihati_utami, yang menyatakan bahwa Ganjar adalah kandidat yang paling solutif jika dibandingkan dengan capres lainnya.
Baca: Nama Mahfud Md Menguat Jadi Cawapres Ganjar Pranowo
Selain itu, akun @KataNadiaaa juga mencatat bahwa Ganjar telah mengambil langkah-langkah konkret yang melebihi apa yang telah dilakukan oleh Prabowo Subianto.
Sebagai tambahan, akun @ch_chotimah2 berpendapat bahwa pernyataan Ganjar lebih jelas dan tegas dibandingkan dengan capres lainnya, dan mengkritik ketidakjelasan dalam jawaban Anies Baswedan.
Penting untuk dicatat bahwa data ini diolah oleh Drone Emprit dari platform media online dan Twitter (X) pada periode dari 19 September 2023 pukul 00.00 WIB hingga 20 September 2023 pukul 23.59 WIB. Penelitian ini menggunakan pendekatan kata kunci dan setiap set kata kunci mewakili entitas yang dipantau dalam analisis ini, dengan fokus pada data berbahasa Bahasa Indonesia.
