Ikuti Kami

Anas Ajak Kader Banteng Wajib Perhatikan Petani! 

Karenanya, tolak ukur kinerja birokrasi adalah sejauh mana dampak kinerjanya terhadap perbaikan hidup rakyat.

Anas Ajak Kader Banteng Wajib Perhatikan Petani! 
Kepala BPEK Pusat PDI Perjuangan, Abdullah Azwar Anas.

Jakarta, Gesuri.id - Kepala BPEK Pusat PDI Perjuangan, Abdullah Azwar Anas mengatakan, tahun 2023 ini semua pihak harus bekerja keras akibat dinamika ekonomi dunia. 

Karenanya, tolak ukur kinerja birokrasi adalah sejauh mana dampak kinerjanya terhadap perbaikan hidup rakyat.

Hal ini disampaikannya saat memberikan sambutan dalam Seminar Nasional “Daulat Pangan Wujudkan Kesejahteraan Petani dan Konsolidasi Program Mari Sejahterakan Petani (MSP)” yang diadakan oleh Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan (BPEK) Pusat PDI Perjuangan, di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Jakarta.

“Tentu di 2023 ini amat sangat perlu kerja keras kita, karena hampir semua data ekonomi dunia menunjukkan bahwa terjadi revisi pertumbuhan dunia. Sehingga dengan demikian ketika partai dengan arahan Pak Sekjen menggelar acara tentang petani, saya kira sangat relevan. Pangan menjadi kekuataan utama dan ini tentu menjadi perhatian partai,” kata Anas, Jumat (3/2).

Baca: Mukhlis Paparkan Penyebab Turunnya Produktivitas Kopi

Dia menyadari, meski Menpan RB agak jauh sedikit dengan pertanian, tapi layanan birokrasi untuk para petani harus cepat dan tangguh. Semuanya dilakukan agar bisa menggerakkan ekonomi kita di tingkat nasional. 

“Bapak Presiden sudah memberikan arahan ke kami, sebelumnya Ibu Ketum (Megawati Soekarnoputri, red) juga mengingatkan kepada saya, piye carane (bagaimana caranya, red) biar birokrasi ASN itu melayani rakyat. Dan beliau meminta bagaimana honorer yang selama ini mengabdi, supaya mendapatkan perhatian dari negara. Bahkan beliau secara khusus menyampaikan, misalnya petugas kesehatan, bidan, guru di desa terpencil, supaya mendapat perhatian dari negara dan ini salah satu tugas di Kemenpan RB,” ungkap Anas.

Karena itu, reformasi birokasi dilakukan terus oleh pihaknya. Misalnya dikaitkan adanya tunjangan kinerja.

“Kalau nilai RB (Reformasi Birokrasi, red) dikaitkan dengan tunjangan kinerja, pasti dampak ke rakyat tidak banyak. Makanya kita tambahkan apa yang disebut Reformasi Birokasi berdampak, itu kemiskinan, investasi, dan digitalisasi. Sehingga atas saran Ibu Ketum, kalau nilai RB naik, itu bukan administrasi yang bagus, tetapi dampaknya, stuntingnya turun,” kata Anas.

Di sisi lain, dia pun menyebut Padi Varietas Mari Sejahterakan Petani (MSP) menjadi kekuatan yang perlu diberi selamat kepada pengggagasnya. 

“Ini kekuatan riset yang selalu diungkapkan Ibu Ketum, riset itu kekuatan kunci bagi kemajuan kita. Variates unggul yang lahir dari ketekunan dan riset oleh Pak Suroso ini bukti ilmu pengetahuan diabadikan untuk kepentingan kaum marjinal. Kalau dilihat misalnya, produktivitas padi MSP di Tuban 14,8, di lahan gambut,” jelas Anas.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiysnto mengatakan pihaknya mendukung penuh komitmen Kementerian PAN dan RB yang mendorong tolak ukur kinerja birokrasi terkait perubahan baik yang riil dalam kehidupan rakyat.

“Kemiskinan 0 persen inilah target dari politik kita. Tidak hanya target memperoleh suara. Buat apa perolehan suara naik tetapi kemiskinan tidak bisa kita tuntaskan dengan cara-cara kekuasan yang berjuang,” tegas Hasto.

Senada, politikus PDI Perjuangan Rahmad Handoyo menegaskan partainya sangat konsen terhadap ketahanan pangan, melalui Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan (BPEK). Yakni secara terus menerus mendorong mendorong temuan-temuan anak bangsa, para  pemulia-pemulia tanaman pangan, baik itu padi jagung kedelai dan sebagainya untuk dikembangkan di Indonesia. 

“Kita meyakini, adanya varietas unggul tersebut akan mendorong gairah petani karena mereka akan menghasilkan produksi yang bagus, disusul harga yang bagus pula dan pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan mereka,” jelas Rahmat yang juga Sekretaris BPEK PDI Perjuangan itu.

Salah satu kerja nyata yang dilakukan partai utuk meningkatkan kesejahteraan petani , yakni memperkenalkan temuan-temuan  varietas kepada petani, khususnya yang tergabung dalam komunitas MSP yang berada dalam binaan Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan atau BPEK PDI Perjuangan.  

Baca: Ikrar Petani MSP Tolak Impor Beras oleh Pemerintah

“Salah satu, misalnya, BPEK terus menerus mengajak petani untuk memanfaatkan  bibit padi lokal unggul yang ditemukan  “dokter benih”  Surono Danu dari desa Nambah Dadi, Lampung Tengah. Sudah terbukti benih unggul Surono Danu yang kini mulai dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia mampu mendongkrak produksi petani,” jelas Rahmat.

“Ada  juga Manguntang Simanjutak. Lelaki asal Sumatera Utara yang hingga saat ini aktif dikomunitas MSP binaan BPEK berhasil menemukan benih padi “Super Genjah” yang masa tanamnya hanya 65 hari. Artinya, jika diintensifkan, petani  bisa panen  empat kali dalam setahun,” sambungnya.

Menurut dia, PDI Perjuangan merasa perlu untuk trus menerus mendorong  prestasi-prestasi para pemulia.  

“Karena temuan-temuan mereka bisa jadi solusi dalam upaya mewujudkan kedaulatan pangan di Tanah Air,” pungkasnya.

Quote