Ikuti Kami

Megawati Sebut Ada Pejuang Wanita Dari Ranah Minang

Ada beberapa perempuan pahlawan yang memiliki jasa yang besar bagi kemerdekaan Indonesia, namun dilupakan. 

Megawati Sebut Ada Pejuang Wanita Dari Ranah Minang
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Foto: Gesuri.id/ Alvin Cahya Pratama.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyebutkan banyak sosok pahlawan nasional dari kalangan perempuan.  

Hal itu dikatakan Megawati dalam Peringatan HUT Ke-49 PDI Perjuangan serta Bimbingan Teknis (Bimtek) Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota Seluruh Indonesia di Jakarta, Senin (10/1). 

Baca: Megawati Ungkap Alasan Perlakukan Soeharto dengan Manusiawi

"Kita ini merdeka karena ada yang memerdekakan itu, sampai sekarang kaum perempuan selalu terlupakan dan selalu konco wingking padahal banyak perempuan pahlawan juga," kata dia. 

Menurut dia, ada beberapa perempuan pahlawan yang memiliki jasa yang besar bagi kemerdekaan Indonesia, namun dilupakan. Salah satu nama yang disebut Megawati adalah Siti Manggopoh dari Sumatera Barat. 

"Kenapa mereka sering dilupakan ya. Apakah karena mereka sosok perempuan?" ujar Megawati.

Lalu, siapakah Siti Manggopoh?

Wanita yang dijuluki "Singa Betina" dari Ranah Minang itu lahir di Nagari Manggopoh Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Siti Manggopoh terkenal sebagai pejuang yang tak kenal lelah melakukan perlawanan terhadap kolonialisme Belanda. 

Dalam buku Perempuan-perempuan Pengukir Sejarah, Mulyono Atmosiswartoputra mengungkapkan kemarahan Siti kepada Belanda muncul ketika mengetahui Peraturan Pajak di tanah Minangkabau pada awal Maret 1908, diganti menjadi Peraturan Tanam Paksa terhadap rakyat.

Baca: Mega: Gelorakan To Build The World A New di Presidensi G-20

Siti marah terhadap keputusan Belanda itu, karena menindas hak-hak ekonomi masyarakat Minang.  Siti pun mengobarkan pemberontakan bersama para pemuda militan dari Manggopoh, dengan membentuk badan perjuangan yang terdiri dari 14 orang.

Akhirnya pada 16 Juni 1908 meletuslah Perang Manggopoh bersamaan dengan Perang Kamang yang dikenal juga dengan Perang Belasting.

Siti meninggal 20 Agustus 1965 dan dimakamkan di Makam Pejuang Manggopoh.

Quote