Ikuti Kami

Hasbullah Imbau Ulama Ajak Masyarakat Kurangi Konsumsi Rokok

Ia mengajak para ulama untuk lebih banyak mempelajari fakta-fakta negatif dari mengkonsumsi rokok.

Hasbullah Imbau Ulama Ajak Masyarakat Kurangi Konsumsi Rokok
Akademisi Universitas Indonesia (UI), Hasbullah Thabrany.

Jakarta, Gesuri.id - Akademisi Universitas Indonesia (UI), Hasbullah Thabrany mendorong ulama untuk mengajak masyarakat kurangi konsumsi rokok.

Ia mengajak para ulama untuk lebih banyak mempelajari fakta-fakta negatif dari mengkonsumsi rokok.

Baca: DPR Minta Kenaikan Cukai Rokok Tidak Terlalu Tinggi

"Kalau kita tahu faktanya, dari fakta-fakta kesehatan, fakta sosial, fakta ekonomi, sudah jelas. Tantangannya, khususnya sebagian ulama yang belum mau atau belum berani (memfatwa haram rokok), belajar lebih banyak lah, buka fakta," ujarnya di Jakarta, Rabu (5/9).

Disisi lain, Hasbulah juga meminta para tokoh agama untuk mengurangi bahkan menghentikan konsumsi rokok. Dan diperlukan kerja keras untuk meyakinkan sebagian ulama supaya melarang konsumsi rokok. 

"Harusnya mereka berani bilang haram," ujarnya

Dalam penjabaran akademis diketahui bahwa pengeluaran masyarakat menengah kebawah banyak dibelanjakan untuk rokok, terutama oleh para bapak rumah tangga. 

Bagi Hasbullah, itu merupakan bentuk kemubaziran karena memberikan lebih banyak kerugian dibanding keuntungan. Di sini peran fatwa ulama terhadap konsumsi rokok dinilai membantu mengubah pola konsumsi masyarakat, khususnya kelas menengah kebawah.

"Karena itu akan sangat membantu, bangsa ini tidak jadi bangsa mubazir, tidak menambah lingkaran kemiskinan, karena kan fakta juga dari Bappenas, BPS, sudah menyatakan, bahwa rokok dan kemiskinan ini lingkaran setan," tambahnya.

Akademikus yang juga seorang Bakal Calon Legislatif dari PDI Perjuangan itu semata-mata berharap agar masyarakat terbebas dari kebiasaan dan kecanduan merokok.
  
"Yang penting bagi saya adalah masyarakat tidak terjebak kecanduan," ungkapnya.

Baca: BPS: Rokok Penyumbang Kemiskinan Cukup Besar

Hasbullah mengatakan hasil diskusi tersebut akan dijadikan bahan kepenulisan dan pematangan bagi rekomendasi kepada pemerintah, khususnya Kementerian Agama, terkait fatwa mengkonsumsi rokok.

"Kita akan menambah kajian untuk kepenulisan lebih lanjut untuk bisa nanti dipublikasi, menghadirkan berbagai perspektif yang sudah kita tampung. Rekomendasinya sekarang ini masih perlu pendalaman dialog antara kelompok supaya ada kesamaan persepsi," ucapnya.

Quote