Ikuti Kami

Bupati Fransiskus Diaan Dorong Pelestarian Adat dan Budaya di Gawai Dayak Makai Taon Dusun Pala Tengah 2025

Merupakan wujud nyata kerja sama dan gotong royong seluruh panitia serta warga yang telah berhasil melaksanakannya dengan lancar.

Bupati Fransiskus Diaan Dorong Pelestarian Adat dan Budaya di Gawai Dayak Makai Taon Dusun Pala Tengah 2025
Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, turut memeriahkan dan menyampaikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya Gawai Dayak Makai Taon Dusun Pala Tengah Desa Pala Kota Kecamatan Seberuang pada Sabtu, 24 Mei 2025. 

Jakarta, Gesuri.id - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, turut memeriahkan dan menyampaikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya Gawai Dayak Makai Taon Dusun Pala Tengah Desa Pala Kota Kecamatan Seberuang pada Sabtu, 24 Mei 2025. 

Kegiatan tahunan ini, menurut Bupati, merupakan wujud nyata kerja sama dan gotong royong seluruh panitia serta warga yang telah berhasil melaksanakannya dengan lancar.

Dalam sambutannya, Bupati Fransiskus Diaan menyoroti kekayaan budaya di Kabupaten Kapuas Hulu yang memiliki 22 sub suku Dayak. Hampir seluruh sub suku tersebut, kata Bupati, secara rutin menggelar ungkapan syukur serupa.

 "Intinya kita sebagai masyarakat Dayak bersyukur kepada Tuhan atas apa yang telah kita kerjakan, apa yang telah kita laksanakan selama satu tahun berjalan yang lalu, terutama masyarakat kita yang masih berladang atau bertani," ujarnya.
 
Ia menambahkan, Gawai Dayak adalah wujud syukur atas berkat dan rezeki yang diterima, khususnya bagi mereka yang masih mengandalkan sektor pertanian. 

"Kalau dulu para orang tua nenek moyang kita semua berladang dan bertani. Kalau sekarang sudah berbagai profesi, ada yang kerja swasta, peladang, pegawai negeri, guru, dan lain sebagainya," jelas Bupati. 

Lebih lanjut, Bupati menekankan bahwa Gawai Dayak bukan hanya ungkapan syukur, tetapi juga momentum untuk memanjatkan doa agar setahun ke depan kembali mendapatkan berkat, rezeki berlimpah, dan kesehatan yang baik. 

"Ini tentu harapan-harapan kita semua seperti itu," imbuhnya.

Gawai Dayak juga menjadi kesempatan penting untuk melestarikan dan mempertahankan adat serta budaya. Bupati Fransiskus Diaan secara khusus meminta agar generasi muda dilibatkan dalam kepanitiaan dan kegiatan ini. 

"Kesempatan inilah, khususnya generasi-generasi muda kita harusnya dilibatkan, diikutsertakan dalam kepanitiaan ini, dalam kegiatan ini, sehingga mereka bisa melihat secara langsung bagaimana proses adat, proses kegiatan-kegiatan ini sedang berlangsung," tegasnya.

Ia khawatir, pandangan generasi muda terhadap Gawai Dayak kini cenderung terfokus pada acara hiburan semata, melupakan inti dari prosesi adat. 

"Anak-anak muda tidak tertarik untuk melihat bagaimana proses prosesi adat ini berjalan, mereka hanya ingin acara hiburan," ungkap Bupati. 

Meskipun acara hiburan boleh disesuaikan dengan kondisi zaman, inti dari Gawai tidak boleh ditinggalkan.

"Tentu ini menjadi tugas dari pada tokoh adat kita, para Temenggung, bagaimana kita menumbuhkembangkan rasa cinta anak-anak muda kita terhadap budaya kita," pesan Bupati. 

Ia berharap generasi muda memiliki rasa cinta dan kepemilikan yang kuat terhadap kebudayaan Dayak, bukan hanya hadir saat acara hiburan. 

"Jangan hanya mau hadir pada saat acara hiburan saja," katanya.

Bupati juga tak henti-hentinya mengingatkan para orang tua, tokoh masyarakat, dan tokoh adat untuk terus mewariskan ilmu kepada generasi muda agar adat dan budaya tidak hilang atau punah. 

"Anak cucu kita nanti masih tahu bagaimana proses-proses adat yang kita lakukan, jangan tahunya hanya hiburan saja," tegasnya.

Terakhir, Bupati Fransiskus Diaan berpesan kepada panitia untuk senantiasa menjaga situasi keamanan agar tetap kondusif selama pelaksanaan Gawai Dayak. 

"Ketika acaranya sudah tidak kondusif, agar dihentikan saja daripada terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Ini semua untuk keamanan, kenyamanan, dan kebersamaan kita semua," pungkasnya.

Quote