Ikuti Kami

Deddy Minta Darmawan Rancang Peta Jalan PLN Bergerak ke Arah Manufaktur

Menurutnya, PLN saat ini berpotensi akan kehilangan peluang yang bisa membawa lebih maju.

Deddy Minta Darmawan Rancang Peta Jalan PLN Bergerak ke Arah Manufaktur
Anggota Komisi VI DPR Deddy Yevri Hanteru Sitorus.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR Deddy Yevri Hanteru Sitorus meminta Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo untuk merancang roadmap PLN bergerak ke arah manufaktur. 

Menurutnya, PLN saat ini berpotensi akan kehilangan peluang yang bisa membawa lebih maju.

Baca: Gus Falah Apreasiasi PLN Kembangkan Teknologi Hidrogen

“Coal place out rencananya tahun 2030, sementara mayoritas pembangkit kita ada di sana,” kata Deddy dalam RDP Panja Transisi Energi ke Listrik di Komisi VI DPR, Rabu (12/7). 

Ia menilai, PT PLN (Persero) menjalankan bisnis kolonial selama ini. Sehingga baginya, bisnis yang dijalankan PLN tidak ada bedanya dengan bisnis PT Perkebunan Nusantara (Persero) atau PTPN.

“Tetapi saya memahami bahwa bisnis PLN ini bisnis perkebunan, ini bisnis kolonial. Dalam artian, kerjanya ya itu-itu aja, bikin pembangkit listrik, jual listrik, pasarkan, kalau sederhananya,” tuturnya.

Dirinya juga belum melihat bahwa PLN bergerak menjadi pemain bisnis utama. Sebaliknya, PLN terlihat masih menjadi pengikut. Pasalnya, PLN tidak mengambil peran dalam industri manufaktur maupun tren ke depannya. Selain itu menurutnya, bisnis PTPN serupa dengan PLN, diawali dengan penanaman tebu dan penjualan CPO atau gula pada tahap akhir.

Baca: Gus Falah Apresiasi Pasokan Listrik PLN ke Pertamina EP Papua

“Katakan misalnya solar panel gimana kita. Saya bingung misalnya salah satu pengusaha sebut saja Tomy Winata akan menjual 5 gigawatt ke Singapura, sudah mendapat konsesi area ratusan ribu hektar di sekitar kepulauan Riau,” ujarnya.

Maka dari itu, Politisi Fraksi PDI Perjuangan ini menyarankan anak usaha maupun cucu perusahaan PLN bisa mengambil andil untuk menjadi penyedia baterai listrik. Ia menilai potensi bisnis yang sangat terbuka.

Quote