Ikuti Kami

Mufti Anam Ajak Masyarakat Terus Internalisasikan Empat Pilar Kebangsaan Hadapi Tantangan Zaman

Mufti Anam mengatakan, saat ini bangsa Indonesia menghadapi beragam tantangan zaman.

Mufti Anam Ajak Masyarakat Terus Internalisasikan Empat Pilar Kebangsaan Hadapi Tantangan Zaman
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Mufti Anam dalam sosialisasi yang digelar, Senin (5/5/2025), diikuti oleh perwakilan berbagai komunitas warga di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Mufti Anam mengajak, semua kalangan masyarakat perlu terus untuk menginternalisasikan Empat Pilar Kebangsaan ke dalam kehidupan keseharian. Sosialisasi yang digelar, Senin (5/5/2025), diikuti oleh perwakilan berbagai komunitas warga di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Mufti Anam mengatakan, saat ini bangsa Indonesia menghadapi beragam tantangan zaman, mulai persoalan geopolitik global, ketahanan pangan, sampai problem sosial-ekonomi lainnya. Termasuk untuk melewati tantangan ekonomi yang tidak mudah dalam beberapa waktu terakhir. Keberadaan nilai-nilai dalam empat pilar kebangsaan dinilai relevan untuk melewati beragam tantangan bangsa tersebut.

Mufti menjelaskan, Indonesia memiliki empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang luar biasa. Konsolidasi empat pilar ini pertama kali dilakukan oleh Almarhum Taufiq Kiemas saat beliau menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2009-2014.

Empat pilar kebangsaan yang dimaksud adalah Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

”Salah satu dari empat pilar itu adalah Pancasila. Ini adalah ideologi bangsa, falsafah hidup, dan dasar negara, yang digali Bung Karno dari kebudayaan dan kearifan lokal bangsa Indonesia, pertama kali dicetuskan Bung Karno dalam pidato 1 Juni 1945. Artinya, Pancasila itu memang bersumber atau berasal dari rakyat Indonesia sendiri,” jelasnya.

”Nilai-nilai dalam 4 Pilar Kebangsaan dapat menjawab tantangan kekinian. Misalnya bagaimana kita membangun gotong royong dan kepedulian. Coba tengok tetangga kanan dan kiri, jangan sampai ada yang kesusahan, atau bahkan tak bisa makan. Mari saling bantu,” imbuh mantan ketua HIPMI Jawa Timur tersebut. 

Tak lupa, Mufti mengajak warga untuk selalu menjunjung tinggi kerukunan antar umat beragama. Meski ada perbedaan agama, suku, dan latar belakang lainnya, semuanya merupakan satu bagian dari rumah besar Indonesia tercinta. 

“Kalau kita bertengkar karena beda agama atau suku, negara tidak akan bisa maju, daerah kita tidak akan bisa maju,” ujarnya.

Quote