Ikuti Kami

Rumah Sehat vs Sakit, Anies & Menkes Konsultasi Saja ke Ahli

Istilah rumah sehat itu digunakan untuk rumah tinggal yang sehat. Istilah rumah sehat tidak mungkin digunakan untuk rumah sakit.

Rumah Sehat vs Sakit, Anies & Menkes Konsultasi Saja ke Ahli
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak mengatakan penamaan rumah sehat untuk rumah sakit oleh gubernur Anies Baswedan adalah rancu, sebab rumah sehat adalah rumah tinggal yang menurut Ilmu Kesehatan Lingkungan mempunyai persyaratan dari segi ventilasi, pencahayaan, kepadatan hunian, pengelolaan limbah, sumber air, penyimpanan makanan dan kriteria lainnya.  

Baca: Puan-Prabowo? Bisa Saja Bu Mega Satu Suara dengan Jokowi

“Sesuai Kemenkes, istilah rumah sehat itu digunakan untuk rumah tinggal yang sehat. Istilah rumah sehat tidak mungkin digunakan untuk rumah sakit.  Pada saat Gubernur DKI 2 bulan menjelang habis jabatannya memberi penjenamaan Rumah Sehat, dan sebelumnya Menteri Kesehatan menyetujuinya, maka jelas baik Gubernur DKI mau pun Menteri Kesehatan kurang memahami konsep Ilmu Kesehatan Lingkungan juga aturan Kemenkes mengenai kriteria rumah sehat,” tegas Gilbert dalam rilis yang diterima, Minggu (7/8).

Menurut Mantan Wakil Ketua Regional South East Asia Regional Office International Agency for Prevention of Blindness WHO itu, alasan yang digunakan Gubernur DKI dan Menteri Kesehatan untuk penjenamaan Rumah Sehat untuk rumah sakit adalah agar masyarakat lebih menyadari perlunya hidup sehat. 

Upaya promotif preventif akan menurunkan angka kematian dan mengurangi biaya layanan kuratif. Akan tetapi kontradiktif dengan realita, preventif berupa BIAN (imunisasi) di DKI sbg kota dengan penduduk sekitar 11 juta jiwa, kalah dengan Provinsi di Jawa yg penduduknya 35 juta dengan daerah yang sangat luas.  

“Masalahnya tidak ada satu pun konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam bidang Promosi Kesehatan yang menyebutkan perubahan nama akan merubah pola pikir, seperti mengganti nama seseorang untuk memperbaiki rejekinya,” kata mantan wakil rektor akademik Universita Kristen Indonesia itu.

Baca: Jika Ganjar Mau Diajak Nyapres KIB, Luntur Marwahnya

Selama ini semua konsep Promosi Kesehatan adalah penyuluhan untuk berbagai topik seperti Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Cuci tangan pakai sabun (CTPS), Mengkonsumsi makanan sehat seperti buah dan sayur, tidak membuang sampah sembarangan dan lain sebagainya. Promosi Kesehatan terbaru berupa penyuluhan yang sangat gencar adalah 3M (menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak). 

“Tidak ada arti kata rumah sehat dalam penyuluhan/promosi kesehatan saat Covid. Menteri Kesehatan menurut saya jadi melegalkan kerancuan rumah sehat untuk rumah sakit, karena tidak bermakna dalam upaya promosi kesehatan. Bila latar belakang tidak sesuai bidang yang hendak dirombak, ada baiknya menghargai disiplin ilmu yang mengeluti konsep tersebut. Konsultasi ke ahli Ilmu Kesehatan Masyarakat dan ahli tata bahasa akan menjernihkan kerancuan ini sebelum terlalu jauh,” tutup Gilbert.

Quote