Ikuti Kami

Soroti Masalah Lapangan Kerja, Alam Ganjar Berdialog Bersama Orang Muda di Kupang

Lapangan kerja kalau tidak digarap bersama-sama, tidak digarap serius bisa jadi bukan bonus demografi tapi malah menjadi petaka demografi.

Soroti Masalah Lapangan Kerja, Alam Ganjar Berdialog Bersama Orang Muda di Kupang

Kupang, Gesuri.id - Memilih, Alam Ganjar putra tunggal Ganjar Pranowo berdialog bersama anak-anak muda di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dalam dialog itu, Alam Ganjar pun menyoroti terkait masalah lapangan pekerjaan.

Dialog bertajuk "Main Bareng Alam" tersebut menghadirkan para muda-mudi dari berbaga latar belakang seperti fotografer, selebgram, tiktokers, mahasiswa dan lainnya di Pantai Tedis, Kota Lama, Kota Kupang, Rabu (7/2).

Menurut Alam, jika berbicara terkait bonus demografi, maka konsen pertama yang disoroti adalah lapangan kerja.

Lapangan kerja kalau tidak digarap bersama-sama, tidak digarap serius bisa jadi bukan bonus demografi tapi malah menjadi petaka demografi.

"Makanya lapangan kerja harus menjadi perhatian khusus," katanya.


Sebagai contoh, kata Alam Ganjar, berbicara terkait lapangan kerja itu kompleks. Yang mana, jika dilihat para pekerja yang mencari lapangan kerja jumlahnya sangat tinggi.

Di sisi lain, lanjutnya, ketika dirinya bertanya bertanya kepada pelaku industri, ternyata kemauan kerja juga tinggi.

"Kalau dua-duanya tinggi sebenarnya bisa saling melengkapi, tetapi yang terjadi malah sebaliknya, itu tidak bisa," katanya.

Menurut Alam Ganjar, gap atau masalah dalam lapangan kerja adalah skill. Untuk mendapatkan skill ada dua cara yaitu pendidikan formal dan pendidikan non formal.

"Di saat kita bicara terkait pendidikan formal, pendidikan tinggi menjadi penting dan pendidikan dasar menjadi wajib," katanya.

Untuk mengasah skill melalui pendidikan non formal, kata Alam, maka akses dan kualitasnya perlu ditingkatkan. Namun, kesamarataan akan sulit dijangkau jika dalam aspek fisik saja.

Dengan demikian, lanjutnya, diperlukan juga aspek non fisik. Karena ketika menggunakan aspek digital kualitasnya akan sama.

"Dalam pendidikan digital, yang penting adalah infrastruktur dan internet. Internet bisa jadi mahal makanya digratiskan," katanya.

Quote