Garut, Gesuri.id - PDI Perjuangan Kabupaten Garut mulai konsolidasi organisasi dari mulai tingkat kabupaten sampai desa untuk pemenangan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Targetnya meraih kursi terbanyak di legislatif dan kembali memenangkan pemilihan presiden.
"Kami saat ini sudah mulai melakukan konsolidasi organisasi untuk pemenangan PDI Perjuangan di Pemilihan Umum 2024," kata Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Garut, Yudha Pudja Turnawan usai pelantikan pengurus ranting PDI Perjuangan masa bakti 2020-2025 di Gedung Islamic Centre, Kabupaten Garut, Jumat (28/20).
Ia menuturkan, sejumlah lembaga survei bahwa PDI Perjuangan diprediksi kembali memenangkan Pemilu 2024 sehingga survei itu harus menjadi penyemangat untuk mewujudkannya.
Ia berharap, konsolidasi yang mulai dilakukan seluruh jajaran PDI Perjuangan Garut bisa menjadi langkah awal untuk berjuang bersama rakyat dalam meraih kemenangan Pemilu 2024.
"Jadi ini menjadi langkah awal untuk meraih kemenangan pada Pemilu 2024 nanti," katanya.
Ia menyampaikan, struktur organisasi partai sudah terbentuk mulai dari tingkat cabang atau kabupaten, kecamatan hingga tingkat ranting desa dengan memiliki kader yang siap gotong royong.
Khusus untuk kepengurusan partai di tingkat cabang, kata dia, akan ada seleksi kemampuan diri dan loyalitas oleh DPD PDI Perjuangan Provinsi Jabar.
"Untuk pengurus PAC akan ada seleksi ketat berupa fit and proper test yang akan dilaksanakan oleh Badiklat DPD PDI Perjuangan Jabar dan pengurus DPD PDI Perjuangan Jabar," katanya.
Ia mengungkapkan, setelah struktur organisasi partai lengkap, selanjutnya kader mulai bergerak ke masyarakat untuk menyikapi berbagai persoalan masyarakat hingga tingkat desa.
Seluruh persoalan masyarakat itu, kata dia, akan mendapatkan perhatian oleh para anggota legislatif dari PDI Perjuangan mulai tingkat kabupaten, provinsi hingga pusat.
Yuda menegaskan, strategi yang saat ini akan dilakukan PDI Perjuangan Garut tidak hanya mendekati masyarakat saat akan pemilu saja, tetapi dimulai sejak dini sehingga bisa mengatasi berbagai persoalan di lapangan.
"Suara kita berkurang di pemilu kemarin bukan hanya karena dihantam hoaks (kabar bohong), tapi kader hanya datang mendekati masyarakat saat pemilu saja," katanya.
