Ikuti Kami

Ini Usulan Megawati Untuk Perkuat Perdamaian Korea

Megawati juga mengusulkan perumusan dan kesepakatan terkait strategi, kebijakan dan langkah-langkah untuk menyikapi permasalahan global.

Ini Usulan Megawati Untuk Perkuat Perdamaian Korea
Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri (keempat dari kiri) saat menghadiri DMZ International Forum for Peace Economy di Lotte Hotel, Seoul, Kamis (29/8).

Seoul, Gesuri.id - Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri mengatakan perdamaian Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) harus dilanjutkan dengan upaya lebih keras untuk menjaganya lewat kesepakatan-kesepakatan baru untuk kerja sama di berbagai wilayah kehidupan. 

"Dan sebaiknya perjanjian kerja sama itu disepakati oleh kedua pihak sebagai saudara," ujar Megawati dalam DMZ International Forum for Peace Economy di Lotte Hotel, Seoul, Kamis (29/8).

Baca: Pertemuan Jokowi-Prabowo Beri Pesan Damai ke Penjuru Negeri

Megawati mengaku dirinya sempat menitikan air mata bahagia saat pemimpin Korsel Moon Jae-In dan Pemimpin Korut Kim Jong-un bermufakat untuk menandatangani Deklarasi Panmunjom untuk Perdamaian, Kemakmuran dan Unifikasi Semenanjung Korea pada tanggal 27 April 2019.

Dia mengatakan, peristiwa itu merupakan sejarah baru yang tertorehkan bukan hanya bagi dua negara, tapi bagi peradaban bangsa Asia. Namun demikian, saat perdamaian tercapai, bukan berarti perjuangan berhenti.

"Perjuangan selanjutnya adalah mengkristalisasikan perdamaian sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup rakyat," kata Megawati.

Ketua Umum PDI Perjuangan itu pun mendorong agar kesepakatan lebih lanjut segera dibicarakan secara musyawarah dan mufakat. Megawati sangat berharap, setelah perdamaian Semenanjung Korea tercapai, dapat segera tercapai pula sebuah kesepakatan baru, yang diikuti langkah-langkah konkret kerjasama antar dua negara.

"Di dalam sebuah kapasitas perdamaian yang sudah dimulai, sebaiknya diberi kesempatan antara pemimpin Korut dan Korsel, berdua sebagai saudara, melakukan pertemuan-pertemuan agar ini bisa dapat dirumuskan lebih baik," ujar Megawati.

Baginya, kerja sama yang dilakukan bukan kerjasama ekonomi yang berwatak pragmatis sempit. Tetapi kerjasama luas di berbagai bidang termasuk lingkungan hidup, pendidikan dan kebudayaan dalam kerangka insdutrialisasi di era digital.

Megawati juga mengusulkan agar ada perumusan dan kesepakatan terkait strategi, kebijakan dan langkah-langkah untuk menyikapi permasalahan global.

Seperti ancaman radikalisme yang menggunakan isu agama dan identitas, fundamentalisme pasar dan isu perang dagang, kejahatan keuangan, narkotika, HIV-AIDS, perlindungan terhadap perempuan dan anak dari kekerasan dan ancaman perdagangan manusia.

"Serta yang tak bisa kita lupakan saat ini adalah isu perubahan iklim dan pencemaran lingkungan," pungkas Megawati.

Baca: Megawati dan Pesan Perdamaian Dunia

Untuk diketahui, Megawati menjadi salah satu pembicara utama bersama mantan Kanselir Jerman Gerhard Schroder, mantan PM Jepang Yukio Hatoyama, Presiden pertama Mongolia Punsalmaagiin Ochirbat, serta beberapa tokoh penting lainnya dari Rusia, AS, dan Norwegia.

Forum Internasional DMZ untuk Ekonomi Damai itu diselenggarakan oleh The Korean Institute for International Economy Policy (KIEP) dan National Research Council for Economics, Humanities, and Social Sciences (NRC). Tema forum adalah 'ekonomi damai dan kesejahteraan di Semenanjung Korea dan sekitarnya'.

Quote