Ikuti Kami

Refleksi Peristiwa Kudatuli, Giovanie Fitriyana: Ingatkan Generasi Muda Akan Pentingnya Pengetahuan Sejarah

Segala lapisan masyarakat, baik orang tua, guru, maupun teman tongkrongan harus saling membahas peristiwa bersejarah di negeri ini

Refleksi Peristiwa Kudatuli, Giovanie Fitriyana: Ingatkan Generasi Muda Akan Pentingnya Pengetahuan Sejarah
Wakabid Pemberdayaan Manusia DPC BMI Jakarta Timur, Giovanie Fitriyana

Jakarta, Gesuri.id – Kader perempuan PDI Perjuangan, Giovanie Fitriyana mengatakan jika diskusi refleksi peristiwa 27 Juli atau yang dikenal dengan peristiwa “KUDATULI” yang dilaksanakan oleh DPC PDI Perjuangan Jakarta Timur bersama Banteng Muda Indonesia menjadi sorotan penting dalam upaya mengingatkan generasi muda akan sejarah perpolitikan Indonesia. 

Diskusi tersebut dianggap sebagai langkah penting untuk menyadarkan generasi muda tentang bagaimana masalah besar bisa timbul dari hal-hal yang dianggap sepele dan dipaksakan.

"Kegiatan diskusi yang telah kami lakukan merupakan hal yang memang seharusnya dilakukan. Ini mengingatkan generasi muda bahwa penggabungan ideologi tidaklah selalu berujung baik. Penguasa yang ketakutan akan perbedaan ideologi seringkali memaksakan persatuan, sehingga timbul masalah HAM tingkat tinggi. Generasi muda perlu memiliki pengetahuan tentang sejarah perpolitikan Indonesia agar memahami bahwa politik bukan hanya milik pribadi." ungkap perempuan yang menjabat sebagai Wakabid Pemberdayaan Manusia DPC BMI Jakarta Timur saat di mintai keterangannya oleh gesuri.id, Sabtu (27/7).

Ia mengatakan bahwa, upaya menyebarkan pengetahuan sejarah ini tidaklah mudah. Dikarenakan hal ini agak “Tricky”. 

"Segala lapisan masyarakat, baik orang tua, guru, maupun teman tongkrongan harus saling membahas peristiwa bersejarah di negeri ini. Harapan saya adalah melalui media sosial atau forum-forum terbuka, kita bisa mengundang minat kaum Gen Z untuk membaca dan mengetahui peristiwa bersejarah yang ada di negeri ini." Jelasnya.

Selain itu, Ia juga berharap untuk menghentikan stigmatisasi terhadap individu yang membahas politik. "Stop labeling 'si paling politik' saat ada seseorang yang memulai pembahasan tentang peristiwa kelam negeri kita. Dengan demikian, diskusi tentang sejarah dan politik dapat dilakukan lebih bebas dan terbuka, tanpa ada rasa takut akan penilaian negatif.

“Diskusi ini diharapkan bisa menjadi langkah awal untuk menciptakan generasi muda yang lebih peka dan peduli terhadap sejarah dan politik Indonesia. Dengan pengetahuan yang lebih mendalam, mereka dapat berkontribusi lebih baik untuk masa depan bangsa,” tutupnya.

Quote