Ikuti Kami

Spirit Lapangan Banteng Dalam 'SICITA' PDI Perjuangan

Lapangan Banteng memiliki nilai sejarah yang tinggi terkait perjuangan kemerdekaan Indonesia. 

Spirit Lapangan Banteng Dalam 'SICITA' PDI Perjuangan
Senam Indonesia Cinta Tanah Air (SICITA) yang digelar di Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (7/1). Foto: Gesuri.id/ Alvin Cahya Pratama.

Jakarta, Gesuri.id - PDI Perjuangan menggelar kegiatan Senam Indonesia Cinta Tanah Air (SICITA) sebagai bagian dari perayaan HUT ke-49 PDI perjuangan, pada Jumat (7/1). 

Kegiatan ini digelar di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. 

Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Pemuda dan Olahraga Eriko Sotarduga menyatakan, bukan tanpa alasan apabila kegiatan SICITA ini digelar PDI Perjuangan di Lapangan Banteng.

Baca: Di HUT ke-49, PDI Perjuangan Siap Catat Rekor Senam Serentak 

Dia mengungkapkan, Lapangan Banteng memiliki nilai sejarah yang tinggi terkait perjuangan kemerdekaan Indonesia. 

"Jangan lupa, dulu Bung Karno menamakan Lapangan ini sebagai Lapangan Banteng, untuk merepresentasikan semangat perjuangan masyarakat Indonesia dalam meraih kemerdekaan," ujar Eriko. 

Di zaman penjajahan Belanda, Lapangan Banteng memang dikenal sebagai Lapangan Singa. Hal itu karena adanya tugu singa di Lapangan tersebut. 

Tugu tersebut didirikan Pemerintah Hindia Belanda sebagai  peringatan kemenangan Belanda atas Perancis dalam pertempuran di Waterloo, Belgia.

Setelah Indonesia merdeka, nama Lapangan Singa diubah menjadi Lapangan Banteng. Sebab, Bung Karno menilai singa erat kaitannya dengan lambang negara Belanda (penjajah)

Sebaliknya, banteng merupakan lambang nasionalisme Indonesia.

Selanjutnya, untuk menggantikan tugu singa bikinan Belanda, Bung Karno mendirikan tugu peringatan pembebasan Irian Barat dari tangan Belanda. 

Patung yang berdiri sejak 17 Agustus 1963 itu menjadi ikon lapangan tersebut hingga sekarang. Monumen itu   dibangun untuk mengenang para pejuang Tri Komando Rakyat (Trikora), sebuah  operasi yang dikumandangkan Bung Karno untuk membebaskan Irian Barat dari penguasaan Belanda.

"Karena itu, Lapangan Banteng memiliki nilai historis yang luar biasa. Dengan menggelar kegiatan SICITA di Lapangan ini, kita ingin mengingatkan generasi muda, sebagaimana diamanatkan Bung Karno, agar kita semua jangan melupakan sejarah," ujar Eriko.

Eriko melanjutkan, dengan kegiatan SICITA di Lapangan Banteng, PDI Perjuangan mengajak seluruh generasi muda untuk menghidupkan kembali nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme guna menghadapi berbagai tantangan kedepannya.

Eriko menegaskan, hidup tak sekedar pemikiran dan perjuangan. Namun, sambungnya, bangsa ini butuh kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama. 

Baca: Megawati Ajak Rakyat Taklukkan Covid, Makan dan Senam Sehat

"Dan sesuai amanat Bung Karno, yakni menjaga keutuhan bangsa ini dalam mewujudkan keadilan sosial. Kami pikir itu yang paling penting, dan ingin kami capai melalui kegiatan SICITA ini. Memberikan semangat kebersamaan dan gotong royong ke seluruh Indonesia," ujar Eriko.

"Ibu Mega (Ketua Umum PDI Perjuangan) mengajarkan kita untuk tidak hanya berpikir hal-hal besar, tapi juga melakukan hal-hal kecil, seperti senam ini guna menjaga kebugaran bersama demi NKRI," tambahnya.

Kegiatan senam SICITA ini diikuti puluhan anak muda dari Banteng Muda Indonesia (BMI) dan Taruna Merah Putih (TMP) yang  berusia 20-30 tahun. Sejumlah instruktur senam profesional dilibatkan dalam kegiatan tersebut.

Quote