Jogja, Gesuri.id - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden menyebut, Pilpres 2024 harus melawan kawan sebarisan sendiri dan tirani. Untuk melawan semua itu, TPN menilai harus memviralkan setiap adanya kecurangan saat Pilpres.
Wakil Ketua TPN Ganjar Presiden (TPN-GP) Amarsyah Purba menyebut saat ini sudah banyak berdiri Rumah Bersama Pelayan Rakyat (RBPR), salah satunya di Kota Jogja. Menurutnya, RBPR menjadi wadah konsolidasi yang bukan saja ingin memenangkan Ganjar-Mahfud MD, tapi juga ikhtiar memastikan republik dan kehidupan berbangsa berjalan di jalur semestinya.
"Pilpres kali ini berbeda dengan yang sebelumnya, agak mirip dengan 2014 ketika kita harus berhadapan dengan state aparatus. Tetapi kali ini kita juga harus berhadapan dengan kawan yang pernah sebarisan," kata Amarsyah Purba saat peresmian RBPR di Kota Jogja, Sabtu (4/11).
"Karena itu bulatkan tekad, teguhkan sikap karena bukan kita yang berubah, merekalah yang berkhianat terhadap cita-cita yang pernah kita bangun bersama," lanjut Amarsyah.
Amarsyah juga menyoroti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas umur cawapres. Menurutnya, semua itu drama yang sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya.
"Nah, menghadapi itu kita harus kompak, sama-sama kita bertekad, iktikad kita baik, niat kita baik, dikerjakan dengan cara yang baik tapi yang paling utama adalah kerja, kerja, dan kerja," ucapnya.
Salah satunya, adalah memastikan suara Ganjar-Mahfud tidak menjadi sasaran sabotase.
"Karena itu menjadi kewajiban kita untuk menjaga suara kepada Mas Ganjar dan Pak Mahfud tidak hilang, baik hilang karena disabotase, maupun hilang dalam perjalanan dari TPS ke KPU setempat," ucapnya.
Selain itu, Amarsyah mengaku ada hal yang membuatnya tidak khawatir dengan kekuasaan tirani saat ini, yakni kekuatan gawai. Di mana gawai berfungsi untuk merekam video jika menemukan kecurangan saat Pilpres dan bisa memviralkannya.
"Saya kemarin diskusi sama wartawan senior di salah satu media nasional, dia cuma bilang begini, yang bisa melawan tirani kekuasaan itu adalah tirani HP. Jadi kalau kita melihat ada kecurangan, ada penyalahgunaan kekuasaan videokan dan viralkan," katanya.
Namun, perlawanan terhadap tirani itu harus dilakukan secara bersama-sama. Mengingat jika seorang diri hanya akan menjadi blunder bagi diri sendiri.
"Selama kita kompak dan selama kita bisa saling sharing jangan sendirian, melawan jangan sendirian tapi beramai-ramai, gajah tumbang karena semut ramai-ramai," ucapnya.
Untuk bisa melakukan perlawanan secara bersama-sama, Amarsyah menilai yang terpenting saat ini adalah membangun kekompakan.
"Jadi sekali lagi yang penting itu adalah membangun kekompakan, menjalin informasi, jangan bekerja sendirian. Sehingga kita bisa melawan semua apapun bentuk-bentuk ancaman dari aparat negara, itu saja," katanya.