Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan, Ferdinand Hutahaean, mempertanyakan intensitas pertemuan sejumlah taipan atau konglomerat besar yang kerap datang ke Solo untuk menemui Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya, frekuensi kunjungan para pengusaha kelas kakap tersebut memunculkan tanda tanya besar di ruang publik.
“Kalian menyadari apa tidak ya? Kenapa para taipan-taipan penglomerat itu, yang sering disebut Sembilan Naga, sering datang ke Solo menemui Jokowi?” ujar Ferdinand dikutip pada Selasa (16/12/2025).
Ferdinand mengaku kerap bertanya-tanya secara pribadi mengenai substansi pembicaraan yang dilakukan para konglomerat tersebut dengan Jokowi hingga harus datang langsung ke Solo.
“Saya kadang-kadang bertanya-tanya, apa yang akan mereka bicarakan dengan Jokowi di Solo," ucapnya.
Ia menilai lokasi dan konteks pertemuan tersebut terasa tidak lazim dan menimbulkan keanehan tersendiri.
"Dan, mereka harus bersusah payah datang ke Solo? Agak aneh juga bagi saya,” ujarnya.
Ferdinand kemudian melontarkan sejumlah spekulasi terkait kemungkinan topik pertemuan tersebut, mulai dari urusan utang hingga janji politik, meski sebagian ia anggap tidak masuk akal.
“Apa mereka mau nagih utang? Kayaknya enggak lah ya. Nagih janji? Mungkin juga nagih janji, bisa jadi,” jelasnya.
Namun demikian, ia meragukan jika pertemuan itu membahas persoalan hukum atau politik. Menurutnya, Jokowi bukan figur yang relevan untuk membicarakan urusan hukum dengan para taipan, sementara para konglomerat itu juga tidak dikenal aktif dalam politik praktis.
“Atau mereka mau bicara hukum? Kayaknya, masa dengan Jokowi bicara hukum? Enggak nyambung lah. Bicara politik? Mereka bukan orang yang suka politik kayaknya,” ungkapnya.
Ia juga menyinggung kemungkinan pembahasan bisnis. Dalam pandangannya, para taipan justru lebih berpengalaman dibanding Jokowi dalam urusan bisnis, sehingga topik tersebut dinilainya janggal.
“Kalau bicara bisnis? Mereka kan lebih hebat dari Jokowi soal bisnis,” sindirnya.
Ferdinand kemudian melontarkan pertanyaan yang lebih menohok dengan mempertanyakan apakah pertemuan itu menyerupai laporan kepada seorang atasan.
“Lantas bicara apa kira-kira ya? Atau mau laporan ke bos?," timpalnya.
Ia menutup pernyataannya dengan kembali menegaskan keanehannya terkait relasi antara Jokowi dan para pengusaha besar tersebut.
“Laporan apa? Laporan keuangan, laporan kinerja? Masa Jokowi bos mereka secara bisnis? Agak aneh juga bagi saya,” pungkasnya.

















































































