Ikuti Kami

Banteng DIY & Prawiratama Gelar Konser Kolaborasi Gamelan 

Konser Kolaborasi Gamelan dan Orkestra dalam Closing Ceremony Festival Gamelan Jaga Rasa Kanggo Bangsa

Banteng DIY & Prawiratama Gelar Konser Kolaborasi Gamelan 
Konser Kolaborasi Gamelan dan Orkestra.

Yogyakarta, Gesuri.id - Prawiratama Indonesia mempersembahkan Konser Kolaborasi Gamelan dan Orkestra dalam Closing Ceremony Festival Gamelan Jaga Rasa Kanggo Bangsa.

Konser ini diselenggarakan atas kerja sama DPD PDI Perjuangan dan Prawiratama Indonesia. Perpaduan orkestra yang ditimbulkan dari drum, bas, keyboard, terumpet, Horn, trombone, tuba memberikan sentuhan khas dalam gema musik tradisional dan klasik tersebut.

Festival Gamelan Digelar yang digelar Selama 5 Bulan dalam rangkaian HUT ke-49 PDI Perjuangan, DPD PDI Perjuangan DIY melalui Badan Kebudayaan Nasional (BKN) sejak 23 Januari sampai 29 Mei 2022 kemarin menghadirkan 19 kelompok karawitan dari 4 kabupaten dan kota di DIY.

Baca: Gubernur Maluku: Pemprov Fokus Benahi Tiga Masalah Penting

Tema yang diusung dalam festival gamelan kali ini juga sarat makna. Jaga Rasa Kanggo Bangsa diartikan sebuah upaya berkesenian, berkebudayaan, dan bernegara dengan tidak hanya mengagungkan rasio akan tetapi juga menggunakan rasa untuk mewujudkan keharmonisan dalam berelasi dengan sesama, alam, dan Tuhan YME.

Festival gamelan bertajuk Jaga Rasa Kanggo Bangsa ini diadakan secara bauran atau hybrid di Rumah Budaya kantor DPD PDI Perjuangan DIY setiap Minggu malam dengan hasil penonton dari seluruh Indonesia dan manca negara dan lebih dari 100.000 penonton di kanal youtube Media PDI Perjuangan DIY dan 5.000 penonton hadir langsung selama festival berlangsung.

Lima repertoir dihadirkan di dalam penutupan tersebut, diantaranya semar boyong yang menceritakan Tentang Kisah Cinta dalam lakon Semar Boyong yang mengandung nilai filosofis dan ajaran moral sebagai inspirasi kehidupan. Serta Gita Prawira arasmen besutan dari kompeser Kusryan Sandro Hano, menceritakan Spirit Prajurit Kraton Yogyakarta dituangkan dalam bentuk musikal, dikemas secara atraktif dan dinamis. Mengandung makna nyawiji, greget, sengguh, ora mingkuh dalam mengabdi kepada nusa dan bangsa.

Menurut Sekretaris DPD PDI Perjuangan DIY sekaligus inisiator Festival Gamelan Jaga Rasa Kanggo Bangsa, Totok Hedi Satosa mengungkapkan PDI Perjuangan sebagai bagian dari masyarakat bertekad untuk bekerja sama dengan masyarakat luas menjaga kebanggaan tersebut dengan ikut terlibat dan siap berada di garis depan untuk melestarikan, mengembangkan, dan memajukan tradisi.

Baca: Koalisi Pilpres 2024? Hasto: Prioritas Atasi Efek Pandemi

Terlebih, UNESCO dalam sidang komite pada 1 sampai 5 Desember 2019 di Paris, telah mengakui dan menetapkan gamelan sebagai warisan budaya tak benda asal Indonesia.

“Tentu ini sesuatu yang pantas disyukuri dan sangat membanggakan. Sebagaimana kita bangga pada pengakuan UNESCO pada warisan budaya asal Indonesia seperti wayang kulit, batik, keris, noken, tiga genre tari bali, pinisi, angklung, pencak silat, tari Saman,” ucapnya di Yogyakarta, Senin (30/5).

“Pencapaian diselenggarakannya festival ini semakin tumbuh generasi pelestari dan pengembang musik gamelan, terlihat dari pengrawit yang tampil selama festival ini banyak anak muda, dan ini juga merupakan ajang regenerasi pengrawit gamelan” ujar Totok.

"Semenjak digelarnya festival ini banyak generasi muda yang tertarik dalam aktivitas tersebut. Terlihat dari antusias paguyuban seni karawitan yang berlatih di kantor DPD PDI Perjuangan, Sebagai rumah rakyat dan rumah budaya, kami membuka pintu dan ruang ini secara terbuka untuk mereka berlatih” tutur Totok.

Quote