Ikuti Kami

Bertemu Ratusan Pengusaha, Ganjar Beber Ikhtiarnya Jaga Ekonomi & Iklim Usaha Jateng

Dalam acara bertitel Farewell Meet Up yang dilaksanakan di Hotel Syailendra itu, Ganjar menceritakan pengalamannya.

Bertemu Ratusan Pengusaha, Ganjar Beber Ikhtiarnya Jaga Ekonomi & Iklim Usaha Jateng
Ganjar Pranowo yang telah mengakhiri masa tugasnya sebagai gubernur Jawa Tengah (Jateng) menghadiri perpisahan dengan para pengusaha di Kota Semarang pada Kamis (7/9) malam.

Semarang, Gesuri.id - Ganjar Pranowo yang telah mengakhiri masa tugasnya sebagai gubernur Jawa Tengah (Jateng) menghadiri perpisahan dengan para pengusaha di Kota Semarang pada Kamis (7/9) malam.

Baca: Survei Kompas: Pemilih NU Condong ke PDI Perjuangan dan Ganjar Pranowo

Dalam acara bertitel Farewell Meet Up yang dilaksanakan di Hotel Syailendra itu, Ganjar menceritakan pengalamannya memimpin Jateng, terutama dalam mendorong sektor bisnis dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Ganjar menuturkan dirinya sebelum menjadi gubernur Jateng sudah memperoleh informasi tentang keluhan dan keinginan para pengusaha.

Selama sekitar 90 menit, mantan gubernur yang kini menjadi bakal capres untuk Pilpres 2024 itu menceritakan pengalamannya menjaga iklim usaha, mengembangkan UMKM, mendorong penegakan hukum, dan menghadapi persoalan perizinan.

Menurut Ganjar, masukan para pengusaha mendorongnya melahirkan inovasi tata kelola pemerintahan, terutama untuk pengembangan ekonomi di Jateng.

Begitu mulai menjadi gubernur Jateng pada Agustus 2013, Ganjar langsung mendorong kemudahan perizinan, kepastian berusaha, dan menciptakan suasana kondusif bagi investasi.

Langkah itu membuat Jateng menjadi incaran investor. “Muncul kawasan industri dan ada perusahaan relokasi ke Jawa Tengah," tuturnya di acara yang dihadiri ratusan pengusaha itu.

Namun, Ganjar juga menghadapi masa-masa sulit ketika pandemi Covid-19 mendera. Banyak sektor ekonomi lumpuh karena adanya pembatasan aktivitas masyarakat.

Ganjar pun memutar otak untuk mempertahankan perekonomian Jateng, salah satunya dengan menjaga UMKM tetap tumbuh.

Tokoh yang aktif di medsos itu pun menggagas Lapak Ganjar, sebuah platform daring untuk mempromosikan berbagai produk UMKM, seperti furnitur, kerajinan, makanan, minuman, fashion, bahkan alat musik dan peralatan olahraga.

Ternyata yang berminat dipromosikan di Lapak Ganjar tidak hanya UMKM dari Jateng. Melalui platform itu, Ganjar juga memberikan endorsement bagi pelaku UMKM di provinsi lain.

Ganjar juga menggunakan akun-akunnya di medsos yang memiliki jutaan pengikut (follower) untuk mempromosikan produk UMKM. Semua promosi itu gratis.

"Itu cerita dari Lapak Ganjar, sehingga saat pandemi Covid-19 pengendalian inflasi cukup bagus, (Jateng) masuk tiga besar (provinsi terbaik pengendali inflasi, red),” katanya.

Selain itu, Ganjar menggulirkan program permodalan berbunga ringan. Mantan pimpinan Komisi Dalam Negeri DPR itu juga menggandeng para pengusaha untuk berkolaborasi dengan para pelaku UMKM.

“Saya berterima kasih pada para pengusaha atas kerja sama selama ini," ucapnya.

Namun, Ganjar juga punya jurus lain untuk mengembangkan sektor usaha di Jateng. Penyangdang gelar S.H. dari Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menegaskan pentingnya penegakan hukum, terutama terhadap praktik koruptif.

Saat awal-awal menjabat gubernur Jateng pada 2013, Ganjar mendapati masih adanya pungli dan tata kelola pemerintahan yang tidak transparan.

Untuk menggerus praktik ilegal itu, Ganjar menggulirkan slogan Ojo Korupsi Ojo Ngapusi yang artinya jangan berbohong dan jangan korupsi.

Dengan slogan itu, Ganjar memimpin langsung upaya memperbaiki birokrasi dan membersihkan praktik lancung di Jateng.

Baca Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo

“Itu (pelaksanaan Ojo Korupsi Ojo Ngapusi, red) saya beri contoh sebagai komitmen," ujarnya.

Namun, ada hal lain yang tidak kalah penting dalam menjaga Jateng tetap kondusif. Ganjar getol mengampanyekan upaya menjaga kebinekaan.

"Kenapa bisa bertahan padahal suku banyak, agama banyak, pulau banyaknya minta ampun. Pasti ada perekatnya, yaitu Pancasila," tuturnya.

 

kurator Fransiska Silolongan

Quote