Ikuti Kami

Cegah Stunting, Ganjar Kembali Ingatkan Perhatikan Remaja Putri

Ganjar: Remaja putri jangan menikah dini. Remaja putri itu kalau tidak menikah dini, maka Insyaallah akan mencegah adanya potensi stunting.

Cegah Stunting, Ganjar Kembali Ingatkan Perhatikan Remaja Putri
Capres Ganjar Pranowo saat berbincang dengan siswa remaja putri.

Jakarta, Gesuri.id - Mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo selalu mengingatkan pentingnya memperhatikan remaja putri dalam mencegah stunting.

“Remaja putri jangan menikah dini. Remaja putri itu kalau tidak menikah dini, maka Insyaallah akan mencegah adanya potensi stunting,” ujar Ganjar.

Selain memberikan edukasi guna mencegah pernikahan dini, Ganjar juga menekankan pentingnya memberikan vitamin penambah darah. Upaya tersebut terus dilakukan hingga remaja putri sudah berusia matang, menikah, hamil, melahirkan dan menyusui.

“Begitu menikah, mesti diperhatikan betul-betul, laki-laki dan perempuan calon pengantinnya sehat, dan usianya sudah cukup matang. Jadi tidak menikah muda, sehingga program Jo Kawin Bocah akan berjalan. Pada saat kehamilan, pemeriksaan rutin mesti dilakukan. Ibu hamil yang ada dipastikan periksanya rutin, bayinya sehat. Kalau kurang asupan segera diintervensi,” tegas politikus banteng berambut putih itu.

Ganjar menegaskan penanganan stunting satu paket dengan penuntasan kemiskinan ekstrem.

“Kita bisa melaksanakan secara paket. Jadi yang sekarang sedang kita kerjakan adalah penanganan kemiskinan ekstrem, jadi klop,” jelasnya.

“Pada saat mengandung diperhatikan, lahir selamat, maka AKI-AKB itu bisa dicegah. Maka ini bisa holistik. Inilah yang sekarang coba kita kerjakan. Mudah-mudahan dengan tadi kita tanya bidan, tiga bulan bisa tidak diintervensi, rata-rata mereka bisa,” lanjutnya.

Sebelumnya, tercatat angka stunting di Jawa Tengah turun drastis hingga 51 persen dalam kurun empat tahun. Hasil ini membuat program Pemprov Jateng yang dipimpin Gubernur Ganjar Pranowo menjadi rujukan nasional.

Berdasarkan perhitungan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), pada 2018 tingkat stunting di Jateng 24,4 persen, setahun kemudian pada 2019 turun menjadi 18,3 persen.

Persentase tersebut terus menurun seiring berjalannya waktu, pada 2020 kasus stunting turun menjadi 14,5 persen, kemudian pada 2021 turun menjadi 12,8 persen, dan terakhir pada 2022 di angka 11,9 persen.

Quote