Landak, Gesuri.id - Anggota Komisi II dan Badan Anggaran DPR RI, Tim Pengawas DPR RI Bidang Pengawas Perbatasan Fraksi PDI Perjuangan dapil Kalimantan Barat I Drs. Cornelis, MH mengatakan dengan adanya Ritual Adat Tampung Tawar Ngalatak Batu Pakat Binua Pantu seratus ini jangan lagi ada keributan, jangan lagi ada persoalan tentang batas wilayah binua, wilayah itu bisa di kembangkan ataupun dibagi, tapi dengan cara musyawarah dan mufakat.
Baca: PDI Perjuangan Harap Ganjar Pranowo Tegak Lurus Partai
"Dengan musyawarah dan mufakat ini lah dapat kesepakatan bersama, karena faktor jumlah penduduk bertambah dan wilayah juga besar mungkin tidak bisa di urus satu orang temenggung, maka dari itu wilayah binua bisa dipisah atau dibagi, tetapi berdasarkan musyawarah dan mufakat bukan keputusan dari Dewan adat," ujar Cornelis saat menghadiri acara Ritual Adat Tapungk Tawar Ngalatak Batu Pakat Binua Pantu seratus, di terminal Ngabang, Senin (27/2) pagi.
Hadir juga PJ Bupati Landak, Bupati Landak Periode 2017-2022 dr.Karolin Margret Natasa, M.H, Forkopimda Landak, Sekda Landak, perwakilan DAD Kab.Landak, Danyon Armed 16/Komposit, Kadis Dikbud Landak, Kadis Porapar, Forkopimcam Ngabang, Kades Hilir Kantor, Hilir Tengah, Desa Raja, Amboyo Inti, Amboyo Selatan, Para Timanggong Binua Pantu Seratus, Ormas Dayak serta undangan lainnya.
Lebih lanjut Cornelis mengatakan wilayah binua telah disepakati bersama-sama, jangan ada lagi pertikaian masalah wilayah, karena hal-hal tertentu itu yang akan membuat permasalahan. Selain itu uruslah orang atau masyarakat dengan benar dan baik, karena kalau tidak di urus dengan baik akan di sumpah orang dan kena karmanya.
"Selain pemecahan binua itu kalau memang ada pemecahan atau penyatuan binua, yang dulunya tidak sempurna sekarang inilah disempurnakan dan di perbaiki dengan catatan bahaump (dimusyawarahkan), 'Bahaump' itu adalah salah satu kebudayaan jangan pernah di hilangkan dan jangan pernah juga untuk menghilangkan bahasa, jangan sampai bahasa bamak yang di binua pantu seratus itu hilang," ucap Cornelis.
Baca: Penerbangan Wakatobi Pasif, Hugua: Pariwisata Sultra Jatuh
Melalui adat bisa membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sambung Cornelis, selain itu membangun SDM cerdas, SDM yang pintar-pintar, karena sekolah sudah ada dimana-mana.
"Saya sampaikan khusus kepada generasi muda supaya punya wawasan, berpikir kedepan untuk kemajuan bangsa ini. Adat yang ada sekarang yang punya nilai-nilai positif dan tidak bertentangan dengan Pancasila, tidak bertentangan dengan undang-undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945 dan tidak bertentangan peraturan perundang-undangan lainnya, itulah adat dan budaya yang boleh dilestarikan," tutup Cornelis.