Ikuti Kami

Penerbangan Wakatobi Pasif, Hugua: Pariwisata Sultra Jatuh

Hugua berpandangan keputusan Wings Air untuk memindahkan para stafnya menjadi sebuah tanda Wakatobi berhenti secara permanen.

Penerbangan Wakatobi Pasif, Hugua: Pariwisata Sultra Jatuh
Anggota DPR RI, Hugua.

Wakatobi, Gesuri.id - Kehebatan Wakatobi sebagai 10 top destinasi pariwisata nasional terancam karena jadwal penerbangan ke daerah tersebut yang tak kunjung jelas kelanjutannya sejak dihentikan Juli 2022 lalu.

Industri pariwisata Wakatobi semakin dibuat khawatir dengan isu managemen Wings Air sebagai satu-satunya maskapai yang bertahan di Bandara Matahora, akan bergeser ke daerah lain yang distrik penerbangannya aktif. Hal ini membuat pertanyaan besar, apakah Bandara tersebut akan ditinggalkan secara permanen.

Baca: PDI Perjuangan Harap Ganjar Pranowo Tegak Lurus Partai

Anggota DPR RI, Hugua berpandangan keputusan Wings Air untuk memindahkan para stafnya menjadi sebuah tanda Wakatobi berhenti secara permanen sampai waktu yang tidak ditentukan.

Menurutnya mahkota Wakatobi sebagai top 10 destinasi pariwisata nasional yang selama ini dibangga-banggakan terancam hilang, apabila rute pesawat menuju daerah tersebut terus-menerus ditutup.

“Kehormatan itu jatuh, nama Wakatobi di mata Indonesia dan dunia jatuh,” kata Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Tenggara itu, Minggu (26/2).

Pemberhentian rute penerbangan tersebut disinyalir karena masalah negosiasi pemerintah dengan pihak maskapai terkait harga dalam menyetujui subsidi di harga batas atas tiket.

“Menurut saya Lion itu bukan jaminan subsidinya, sebetulnya keprihatinan dan keberpihakan pemda untuk mendukung penerbangan itu,” tambah mantan Bupati Wakatobi tersebut.

Ia merasa ada yang salah dengan pemberhentian aktivitas bandara yang dibangun di masa jabatannya tersebut, karena Pemda Wakatobi sebetulnya sangat mampu untuk membayar subsidi meskipun harganya terbilang tinggi.

Hugua yang juga Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Sulawesi Tenggara itu menganggap, pemerintah daerah tidak mampu melakukan kerjasama dengan Lion Air, induk perusahaan Wings Air. Ia meminta pemerintah provinsi mengambil alih penyelesaian masalah tersebut.

Selain itu Bupati Wakatobi menurutnya harus proaktif, mengingat Bandara Matahora selama ini disebut-sebut menginspirasi aktifnya bandara lain di Baubau, Muna, hingga Kolaka. Diperlukan juga peran masyarakat Wakatobi untuk mendorong bandara dapat aktif kembali.

Station Manager Wings Air Bandara Matahora Wakatobi, Samahudin mengatakan memang ada kemungkinan dirinya akan dipindah tugaskan ke daerah lain, karena ia tidak bisa selamanya bertugas jika tidak ada penerbangan.

Mengenai nasib penerbangan Wakatobi, ia sendiri tidak bisa menjawab hal tersebut. Namun menurutnya untuk sekarang masih belum ada kepastian kapan jadwal penerbangan akan kembali beroperasi.

Baca: Said Minta BMI Jatim Serius Garap Pemilih Pemula

“Tapi saya berusaha meski jika saya dipindahkan, kalau penerbangan aktif kembali tidak menutup kemungkinan saya akan kembali lagi ke Wakatobi,” ujar politis PDI Perjuangan itu.

Pria yang akrab disapa Samam itu tak bisa berkomentar lebih lanjut mengenai alasan lain penerbangan belum beroperasi sampai sekarang, di luar pernyataan yang pernah dirilis Wings Air terkait masalah fuel dan konektivitas pesawat.

Jika ia dipindah tugas, kursi pengganti pimpinan Wings Air Wakatobi diprediksi kosong karena tidak ada aktivitas di Bandara Matahora. Namun menurutnya, penerbangan Wings Air Wakatobi kemungkinan akan tetap ada, karena aset-aset perusahaan masih berdiri di bandara tersebut.

Quote