Bandar Lampung, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Deddy Wijaya Candra atau yang akrab disapa Bung Deddy melakukan diskusi Santai Bersama Klasika Lampung sebagai wadah diskusi kebangsaan di Rumah Ideologi Klasika, Sabtu (18/11).
Diketahui sebelumnya, Rumah Ideologi Klasika adalah tempat berkumpulnya pemuda untuk mengkaji lebih dalam mengenai ideologi dan filsafat dengan slogan aksi, refleksi, aksi. Slogan ini menurut para anggotanya adalah dasar pergerakan dalam setiap tindakan dan pikiran untuk mengerti segala hal.
Aksi diawal slogan bermakna untuk mengerti terlebih dahulu kondisi real di lapangan baik dalam bermasyarakat ataupun hal lainnya. Refleksi menjadi hal kedua yang tidak kalah penting yaitu untuk menentukan langkah selanjutnya setelah dilakukan aksi guna mengerti dan memahami persoalan. Aksi yang terakhir adalah untuk menindak lanjuti dan memberi keputusan atas refleksi yang dilakukan. Hal ini adalah lingkaran yang tidak pernah berhenti untuk menghadapi zaman yang dinamis.
Baca: Deddy Wijaya Candra Salurkan Bantuan ke Masyarakat
Cepry Hutabarat yang merupakan pendiri Klasika Lampung mengutarakan bahwa di tengah kondisi perpolitikan Indonesia yang saat ini berlangsung, masyarakat lebih memilih berbincang kejadian atau momen politik dibanding berdiskusi mengenai substansi politik.
"Ya sekarang ini orang- orang lebih memilih untuk bergunjing mengenai momen-momen politik misalnya si A ketahuan korupsi dan sebagainya, bukan mengenai ideologi dan gagasan" pungkas Cepry dalam diskusi Santai tersebut.
Bung Deddy sebagai tokoh muda dan juga seorang politisi juga membenarkan hal tersebut. Dirinya mengaitkan hal tersebut dengan fakta di lapangan bahwa masyarakat khususnya anak muda sekarang ini lebih menyikapi hal tersebut dengan pesimis dan antipati pada sektor politik.
"Sekarang ini dimana milenial dan gen z sebagai pemilih dengan suara terbanyak yaitu sekitar 56% melihat politik lebih kepada momentum momentum negatif dan terkesan antipati pada politik, seharusnya peran pemuda ini dimulai dengan berani berbicara dan berdiskusi tentang gagasan-gagasan baru di bidang politik" jelas Bung Deddy.
Ia juga menambahkan bahwa sedari dini gen z harus dikenalkan dengan dunia politik yang dikemas secara ringan agar mudah dicerna oleh kaum-kaum muda.
"Ya kita harus mulai, disinilah seharusnya peran Kesbangpol untuk mensosialisasikan ke sekolah-sekolah agar siswa yang sudah bisa memilih atau segera bisa memilih menjadi paham mengenai politik dan tidak antipati apalagi jangan sampai mereka nanti golput atau tidak memilih pemimpin dan wakil rakyat di 2024" tambah Bung Deddy.
Baca: Deddy Wijaya Candra & BMI Bagikan Sembako & Dialog Tokoh
Dirinya juga menceritakan mengenai pengalamannya yang sudah melakukan hal tersebut dan memang respon siswa akan adanya hal tersebut kurang tertarik.
"Hal ini sudah saya lakukan agar siswa minimal tidak lagi antipati, waktu itu saya bersama tim melakukan sosialisasi di Xaverius Pahoman Bandar Lampung. Disana responnya memang sedikit tidak tertarik, tapi ini adalah kerja panjang yang memang perlu dikerjakan sesuai slogannya Klasika, Aksi, Refleksi, Aksi" pungkas Bung Deddy.
Rumah Ideologi Klasika sebagai wadah diskusi juga diketahui akan melangsungkan ngaji filsafat & ideologi yang dilangsungkan selama dua kali dalam setahun. Hal ini menjadi program pengkaderan bagi setiap anggotanya guna membuka wawasan dan pandangan baru mengenai cara memandang suatu hal agar lebih objektif.