Ikuti Kami

Di Unram, Hasto Paparkan Aktualisasi Geopolitik Kelola SDA

Hasto: Seluruh potensi yang dimiliki NTB tersebut harus dibangun dengan berdasar pemahaman geopolitik.

Di Unram, Hasto Paparkan Aktualisasi Geopolitik Kelola SDA
Doktor Ilmu Pertahanan Dr.Hasto Kristiyanto saat memberikan Kuliah Umum dengan tema Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya Terhadap Pertahanan Negara di Universitas Mataram (Unram), NTB, Kamis (16/9).

Mataram, Gesuri.id – Doktor Ilmu Pertahanan yang juga Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam Kuliah Umum di Universitas Mataram (Unram) Pulau Lombok, Kamis (15/9), dengan tema “Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya Terhadap Pertahanan Negeri”, menjelaskan bagaimana aktualisasi Geopolitik Soekarno untuk NTB di masa kini.

Baca Hasto: Geopolitik Soekarno Lahirkan Pemimpin Segala Aspek

Hasto menekankan jika NTB merupakan provinsi yang memiliki sumber daya yang besar, seperti potensi perkebunan jagung di NTB yang mencapai 270 ribu hektare dimana NTB juga merupakan daerah yang memiliki potensi sektor peternakan yang besar. Juga di bidang kelautan dan perikanan potensi rumput laut NTB mencapai 25 ribu hektare. 

Selain itu, potensi mutiara terbaik di dunia, dan bibit lobster dimana Lombok Timur diakui sebagai sentra benih lobster di Indonesia yang diakui sebagai yang terbaik di dunia. NTB juga punya produksi tembakau virginia dengan kualitas nomor wahid.

Seluruh potensi yang dimiliki NTB tersebut harus dibangun dengan berdasar pemahaman geopolitik. Misalnya NTB, tidak perlu lagi mengirim benih lobster ke Vietnam. Tetapi dengan mempekerjakan orang-orang Vietnam untuk mengembangkan lobster di NTB sehingga menjadikan NTB sebagai pemain utama pasokan lobster di dunia.

“Dalam hal ini, perguruan tinggi harus mengambil peran besar. Perguruan tinggi tidak boleh menjadi Menara gading. Tapi perguruan tinggi harus membumi dengan memberi kemanfaatan yang besar untuk masyarakat. Termasuk dalam hal pengolahan sumber daya yang ada di depan mata,” tandas Hasto sambil memaparkan hasil temuan risetnya yang menjadi disertasi doktoralnya di Unhan RI mengenai teori geopolitik Soekarno. 

Di sinilah, lanjut Hasto, para mahasiswa dan seluruh civitas akademika Unram bisa terlibat aktif. Kuncinya tentu saja dengan memperkuat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperbanyak riset dan inovasi. Selain itu, kampus juga harus bisa melakukan kaderisasi kepemimpinan mahasiswa. 

Perguruan tinggi harus mempersiapkan seluruh aspek kepemimpinan nasional dengan membangun kesadaran cara pandang geopolitik dalam mendayagunakan seluruh potensi instrument of national power bagi ketahanan nasional, kemajuan pembangunan, dan pertahanan negara Indonesia. Hasto menekankan, pendidikan menjadi faktor terpenting kedua setelah variabel kepentingan nasional, jika Indonesia mau maju. 

Dalam hal ini, perguruan tinggi harus menjadi salah satu motor penggerak kemajuan tersebut. Perguruan tinggi menjadi pelopor tindakan yang bersifat progresif revolusioner dalam pengembangan ilmu pengetahuan, sains dan teknologi melalui riset dan inovasi yang berpihak pada kemajuan daerah dan bangsa.

“Kampus bisa menjadi pusat pemikiran yang kritis dan menjadi ujung tombak pembangunan serta kemajuan bangsa Indonesia, dengan perkembangan zaman yang semakin modern,” tandasnya. Kepada para mahasiswa yang hadir, Hasto meminta mereka menyiapkan diri menjadi generasi muda dengan berorientasi prestasi. Menyiapkan diri menjadi pemimpin masa depan dan menggembleng diri dari sekarang. “Jadilah pemimpin negarawan yang punya tradisi membaca. Tiada hari tanpa membaca buku dan berdiskusi,” katanya.

Terkait hasil temuan riset Doktor Hasto Kristiyanto yang menjadi disertasi doktoralnya di Unhan RI mengenai teori geopolitik Soekarno, bagaimana perbedaan geopolitik Soekarno yang menjadi antitesa dari geopolitik ala Barat, dimana geopolitik Soekarno berorientasi membebaskan bangsa di dunia dari penjajahan dan menuju perdamaian abadi, sementara geopolitik ala Barat orientasinya ekspansi dan cenderung menjajah.

Ditegaskannya, pemikiran Geopolitik Soekarno didasarkan pada ideologi Pancasila. Tujuannya adalah untuk membangun tata dunia baru berdasarkan prinsip bahwa dunia akan damai apabila bebas dari imprerialisme dan kolonialisme. 

Menurut Hasto, Geopolitik Soekarno juga menekankan betapa pentingnya solidaritas bangsa berdasarkan koeksistensi damai (peaceful co existence) dan berorientasi pada struktur dunia yang demokratis, sederajat, dan berkeadilan.

“Kekuatan pertahanan negara dibangun untuk menjaga perdamaian dan sebagai benteng bagi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa,” kata Hasto menekankan.

Dengan segala keterbatasan pada masa memimpin Indonesia, geopolitik Politik Soekarno telah mampu menghadirkan kepemimpinan Indonesia di tengah dunia. Indonesia di bawah kepemimpinan Soekarno telah melampaui cara pandang geopolitik. Misalnya, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 yang melahirkan Dasa Sila Bandung yang luar biasa.

“Bung Karno mengalahkan konspirasi kolonialisme Belanda dalam pembebasan Irian Barat. Modalnya hanya merancang Konferensi Asia Afrika,” katanya. Untuk melakukan hal tersebut, Indonesia tak menunggu menjadi negara yang memiliki sumberdaya melimpah. Modal Bung Karno untuk menggelar Konfrensi Asia Afrika hanya ide, imajinasi geopolitik, semangat juang, dan hospitality.

Memadukan intelektualitas dengan berbagai faktor sumber daya yang ada seperti demografi, teritori, politik, dan lainnya sehingga menjadikan seluruh variabel geopolitik sebagai instrument of national power. “Hotel disediakan, makanannya disediakan khas kuliner nusantara. 

Kesemuanya ditampilkan penuh kebanggaan. Namun hasilnya adalah deklarasi Dasa Sila Bandung yang luar biasa,” urai Hasto sembari menjelaskan bagaimana para mahasiswa dan mahasiswi terlibat sangat aktif selama berlangsungnya konfrensi yang dihadiri delegasi negara-negara Benua Asia Afrika tersebut.

Baca Pemikiran Geopolitik Soekarno Bisa Selesaikan Masalah Global

Hasto pun menampilkan secara khusus, foto-foto bersejarah yang memperlihatkan keterlibatan para mahasiswa Indonesia kala konferensi tersebut. 

Sementara itu, Ketua DPD PDI Perjuangan NTB H Rachmat Hidayat mengungkapkan, Hasto menggelar kunjungan dua hari di NTB. Hasto disambut kader semenjak tiba di Bandara Internasional Lombok. Puluhan kader PDI Perjuangan menyemut di sana. Ada pula tarian gendang beleq. Hasto kemudian mendapat pengalungan kain tenun khas Suku Sasak, populasi utama yang mendiami Pulau Lombok. 

Selain memberikan Kuliah Umum di Unram, Hasto kata Rachmat melanjutkan kegiatan dengan membuka Rapat Kerja Daerah PDI Perjuangan NTB di Kantor DPD PDI Perjuangan NTB di Jalan Lingkar Selatan, Kota Mataram. Sementara pagi ini, Hasto akan mengikuti senam Sicita di Kantor PDI Perjuangan NTB dan kemudian meresmikan musala yang akan menjadi tempat ibadah bagi masyarakat. Sebelum betolak ke Jakarta, Hasto menutup kegiatan dengan mengunjungi Desa Sade, salah satu desa adat di Lombok Tengah.

Quote