Ikuti Kami

Ekonomi Kerakyatan, Kunci Majalengka Ditengah Pandemi

"Hasil sensus dari BPS (Badan Pusat Statistik), ternyata Majalengka itu adalah laju perekonomian terbaik di Jawa Barat".

Ekonomi Kerakyatan, Kunci Majalengka Ditengah Pandemi
Ilustrasi. Kota Majalengka.

Majalengka, Gesuri.id - Bupati Majalengka Karna Sobahi mengklaim di tengah masa pandemi, laju perekonomian di Kabupaten Majalengka tidak terganggu. Bahkan selama pandemi, laju ekonomi daerah ini dinilai terbaik se-Provinsi Jabar.

Baca: Korupsi di DKI, Dewi Tanjung: Novel Baswedan Lindungi Anies

"Hasil sensus dari BPS (Badan Pusat Statistik), ternyata Majalengka itu adalah laju perekonomian terbaik di Jawa Barat. Saya bilang dari apa ini?" kata Karna Sobahi, Jumat (5/3).

Ekonomi kerakyatan, lanjut Politisi PDI Perjuangan itu, menjadi modal besar masyarakat Majalengka mampu bertahap saat pandemi ini terjadi.

Bidang pertanian adalah salah satu ekonomi kerakyatan yang memiliki peran strategis dalam menggerakkan laju perekonomian di Majalengka. 

"Ternyata ekonomi kerakyatan di kita cukup baik. Pada musim Covid itu di Majalengka sedang terjadi panen besar. Lalu UMKM yang sedang kami gerakkan ini. Pengangguran terbuka (di Majalengka) sangat rendah," ujar Karna.

Sementara itu, Kepala BPS Majalengka Jerison Sumual mengatakan, angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan angka kemiskinan di Majalengka sama-sama mengalami peningkatan.

Baca: Safari Politik Ketum Golkar, Hendrawan: Wajar Saja

Tahun 2020, IPM Majalengka sebesar 67,59 atau naik 0,07 persen dibanding IPM tahun 2019 yaitu 67,52. Untuk jumlah warga miskin pada 2019, sebesar 10,06 persen, naik sekitar 1,37 persen dibanding 2020 sebesar 11,43.

"Diprediksi sekitar 138.000 masyarakat miskin dari sekitar 1,3 juta jumlah penduduk Kabupaten Majalengka," kata Jerison. 

Baca: Reses, Utut Adianto Gelar Donor Darah di Banjarnegara

Menurut dia, IPM Majalengka masih lebih baik dibanding Kabupaten Indramayu. Sedangkan angka kemiskinan meningkat terkait dengan IPM.

"Kenaikan IPM ditopang kesehatan dan pendidikan, sementara daya beli menurun drastis karena Covid-19. Sehingga daya beli yang menurun menyebabkan angka kemiskinan meningkat,” ujarnya.

Quote