Ikuti Kami

HaloPuan Gelar Sosialisasi Bahaya Stunting di Ciamis

Menurut data Riskesdas 2018, angka kejadian stunting di Kabupaten Ciamis melebihi angka rata-rata nasional (27,7%), yakni 33,4%.

HaloPuan Gelar Sosialisasi Bahaya Stunting di Ciamis
HaloPuan mengadakan penyuluhan bahaya kekerdilan (stunting) di Ciamis.

Ciamis, Gesuri.id - HaloPuan mengadakan penyuluhan bahaya kekerdilan (stunting) dan pentingnya asupan gizi seimbang, atau yang diberi tajuk “Kaum Ibu Melawan Stunting” di Kabupaten Ciamis.

Di Kabupaten Ciamis, HaloPuan memulainya di Desa Cimari, Kecamatan Cikoneng dengan bekerja bersama kader-kader DPC PDI Perjuangan Kabupaten Ciamis, Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, serta kader-kader posyandu setempat, sekitar 200 kaum perempuan mengikuti kegiatan tersebut beberapa waktu lalu. Para peserta adalah ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur, calon pengantin, kader posyandu.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2018, angka kejadian stunting di Kabupaten Ciamis melebihi angka rata-rata nasional (27,7%), yakni sebesar 33,4%. Sementara itu, menurut data Studi Status Gizi Balita Indonesia pada 2020, angka kejadian stunting di Kabupaten Ciamis sebesar 24,21 persen dengan jumlah rill mencapai 4.733 balita.

Relawan HaloPuan, Mohamad Chotim, menyampaikan gagasan Puan Maharani tentang pemanfaatan daun kelor dalam melawan stunting. Menurut Chotim, daun kelor bisa membantu ibu dan balita memenuhi keseimbangan karena kandungan mikronutrisi, vitamin, protein, karbohidrat, dan serat ada pada daun kelor. 

Baca: BKKBN Gelar Audit Percepatan Penanganan Stunting

“Nah, agar nutrisi itu terikat kuat, maka daun kelor diolah menjadi bubuk,” kata Chotim sambil memperagakan proses mengolah daun kelor menjadi bubuk.

“Kaum Ibu Melawan Stunting” merupakan inisiasi Ketua DPR RI, Puan Maharani. Puan menyadari untuk menurunkan angka stunting di Indonesia dari 27,7 persen menjadi 14 persen pada 2024 tidak bisa hanya diserahkan kepada pemerintah. “Upaya itu harus disertai kesadaran warga, terutama keluarga-keluarga, tentang bahaya stunting dan pentingnya asupan gizi seimbang bagi anak-anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan,” kata Koordinator HaloPuan, Poppy Astari

Selain itu, menurut Poppy, Puan memandang stunting sebagai persoalan penting karena stunting tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik tapi juga perkembangan kondisi anak. “Jika tak ditangani secara serius, generasi masa depan bangsa akan sulit bersaing di masa akan datang, “ ujarnya.

Kepala Desa Cimari,  Ricki Aryana  mengakui bahwa di Cimari angka stunting masih tinggi. Dia sependapat dengan moto HaloPuan bahwa stunting harus diberantas bersama-sama. “Tanpa bergerak bersama-sama, kita tak bisa mengatasi stunting sesuai dengan moto HaloPuan, Bergerak Bersama Warga,” katanya.

Baca: Hasto Beberkan Dampak Buruk Stunting Bagi Bangsa Indonesia

Sementara itu, Kepala Puskesmas Cikoneng, Mulyana, berterima kasih kepada HaloPuan yang telah membawa ide pemanfaatan daun kelor. Dia berpendapat ini ilmu yang didapat warga dari kegiatan ini. “Sekarang, kalau enggak mau stunting, makanlah bubuk daun kelor,” ujarnya.

Ketua DPRD Kabupaten Ciamis, H. Nanang Permana, melihat kehadiran tim HaloPuan dengan ide daun kelor untuk melawan stunting merupakan bukti kepedulian Puan Maharani. “Ini tanda kasih Ibu Puan Maharani kepada rakyat Ciamis,” ujar H. Nanang.

Oleh karena itu, H. Nanang meminta tim HaloPuan untuk terus menjelajahi Kabupaten Ciamis yang memiliki 351 desa. 

“Karena tim bawa solusi daun kelor, tanaman yang gizinya lengkap, ” tandasnya.

Quote