Jakarta, Gesuri.id - 79 tahun telah berlalu sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia. Namun, alih-alih menyatukan bangsa, kemerdekaan yang diraih dengan darah dan perjuangan para pahlawan justru diwarnai oleh semakin maraknya kekerasan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia terhadap bangsanya sendiri.
Dari kekerasan verbal, perundungan, hingga kekerasan fisik, bangsa yang dahulu bersatu melawan penjajahan kini tampak makin terpecah oleh perseteruan dan kebencian di antara anak-anak negerinya.
"Ketika nilai-nilai kebangsaan dan moral yang seharusnya ditanamkan sejak dini mulai terkikis, semakin banyak rumah tangga di Indonesia yang abai terhadap pentingnya mengajarkan rasa cinta tanah air dan solidaritas. Saling serang dengan kata-kata kasar, hinaan, dan tindakan kekerasan sudah menjadi pemandangan yang biasa, bahkan di ruang-ruang publik seperti media sosial," ungkap Novita saat dimintai keterangan oleh gesuri.id, Sabtu (17/8).
Menurut politisi perempuan PDI Perjuangan Ini merupakan sebuah ironi dalam perjalanan bangsa yang telah merdeka. Semangat kebangsaan yang dahulu menggelora kini seolah redup di tengah masyarakat yang makin minim kesadaran untuk menjaga kesatuan dan kehormatan bangsanya.
"Dalam momen peringatan Hari Kemerdekaan ke-79 ini, penting untuk mengingat bahwa kemerdekaan bukanlah sekadar pencapaian sejarah, melainkan sebuah perjuangan yang harus terus diperjuangkan dalam setiap aspek kehidupan," tegasnya.
Sementara saat ditanya terkait harapannya bagi perempuan Indonesia di hari kemerdekaan ini, anggota DPR RI terpilih periode 2024-2029 itu mengatakan bahwa perjuangan merdeka berarti lebih dari sekadar bebas dari penjajahan. Ini adalah tentang bagaimana mereka bisa merdeka dari berbagai bentuk penindasan dan diskriminasi yang masih marak terjadi.
"Perempuan Indonesia memiliki tanggung jawab sosial yang besar, baik di rumah, di tempat kerja, maupun di masyarakat luas. Di tengah berbagai tantangan, perempuan harus terus berjuang untuk meraih kemerdekaan sejati—kemerdekaan dari kekerasan dalam rumah tangga, dari stigma sosial yang merendahkan, dan dari ketidakadilan yang masih terjadi di banyak sektor kehidupan," jelasnya.
Di usianya yang ke-79 tahun, Republik Indonesia harus menjadi tempat di mana perempuan bisa merdeka dalam arti yang sesungguhnya, merdeka untuk berperan setara dalam membangun bangsa dan merdeka untuk hidup tanpa ancaman kekerasan dan diskriminasi.
Lebih lanjut Novita menyampaikan bahwa semangat kemerdekaan yang dicanangkan oleh para pahlawan bangsa harus menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk terus berjuang. Karena kemerdekaan sejati hanya bisa diraih jika setiap warga negara, termasuk perempuan, dapat hidup dengan martabat, rasa aman, dan kesempatan yang sama dalam meraih impian mereka.
"Hari Kemerdekaan ini, mari kita kembali renungkan makna merdeka bagi diri kita sendiri dan bagi bangsa ini. Jangan biarkan perjuangan para pahlawan menjadi sia-sia karena kita melupakan esensi dari kemerdekaan itu sendiri. Mari kita jaga bangsa ini dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi, dan bersama-sama kita wujudkan Indonesia yang benar-benar merdeka, untuk semua," tutupnya.