Ikuti Kami

Putra Terkejut Rendahnya Nilai Kebinekaan Peserta Didik 

Sekitar 32% sudah tinggi nilai kebinekaannya di satuan pendidikan, 59% berwarna kuning masih perlu penguatan, dan 9% berwarna merah.

Putra Terkejut Rendahnya Nilai Kebinekaan Peserta Didik 
Anggota DPR Komisi X Putra Nababan saat Raker dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemendikbudristek) di Ruang Komisi X Jakarta, Senin (12/4). (Istimewa)  

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR Komisi X Putra Nababan cukup terkejut melihat hasil survey karakter terhadap peserta didik di berbagai jenjang baik itu SD/MI, SMP/Mts hingga SMA/SMK/MA terhadap rendahnya nilai kebinekaan global di berbagai satuan pendidikan di Indonesia. Ini menandakan bahwa pendidikan karakter Pancasila belum benar-benar membumi di kalangan anak didik kita. 

Baca Putra: Toleransi & Kemanusiaan Garda Depan Jaga Kebhinekaan

"Ini adalah kado yang sangat mengagetkan jika melihat aspek kebinekaan pada survey karakter yang dilakukan oleh jajaran Mas Menteri. Jika kita lihat hanya sekitar 32% saja yang sudah tinggi nilai kebinekaannya di satuan pendidikan. Sedangkan masih ada sekitar 59% yang berwarna kuning masih perlu penguatan dan  9% berwarna merah masih perlu ditingkatkan sikap kebinekaannya," katanya saat Raker dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemendikbudristek) di Ruang Komisi X Jakarta, Senin (12/4)   

Jadi, tambah Putra, apabila dua diagram kuning dan merah tersebut digabungkan berarti ada 68% yang belum confirm soal kebinekaan. 

"Padahal sebenarnya yang kita harapkan ini kan nilai kebinekaan bisa di atas 50%. Nah ini kalau ditarik kesimpulan berarti persoalan karakter kebangsaan, toleransi, dukungan atas hak kesetaraan hak sipil yang tadi mas menteri paparkan ini menjadi masalah besar bagi proses pendidikan karakter pelajar Pancasila saat ini," tandas mantan Pemred Metro TV tersebut.

Putra juga menegaskan dengan rendahnya nilai kebinekaan di kalangan satuan pendidikan tersebut menandakan bahwa pendidikan Pancasila berdasarkan sensus yang dilakukan oleh Kemendikbudristek memang belum benar-benar membumi. "Jadi bukan sekadar omongan lagi karena sudah ada konkritnya, ada buktinya  yang real disini," tegas Putra. 

"Dan sebagai tambahan yang membuat saya kaget, Mas Menteri mengatakan di awal tadi adalah bahwa survey karakter iman dan takwa itu tertinggi di kalangan saatuan pendidikan. Tapi nilai kebinekaan global dan kemandirian menjadi aspek yang relatif paling rendah dari peserta didik Indonesia. What's going on here?" sambung Putra lagi. 

Karena itulah, Putra mendesak agar Mas Menteri bisa segera melakukan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dari rendahnya nilai kebinekaan tersebut di kalangan satuan pendidikan. 

"Saya belum bisa menerima penjelasan RTL yang sudah disampaikan oleh Mas Menteri tadi sebab permasalahan ini harus ada pendalaman yang kongkrit sehigga bisa menyerap hingga satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Tadi kalau tidak salah Mas Menteri sempat menyebutkan di halaman perencanaan tentang penggunaan basis data sebagai bagian dari RTL, kalau menurut saya ini masih kurang sebab faktor kebinekaan tidak bisa hanya diukur dengan penggunaan basis data tersebut," ujarnya. 

Baca Putra Dorong Mahasiswa Berperan Aktif Gelorakan 4 Pilar

Seperti diketahui, Kemendikbudristek belum lama melakukan Asesmen Nasional dan Survei Karakter di kalangan satuan pendidikan. Dari hasil Asesmen Nasional tersebut hampir 2/3 peserta didik belum mencapai nilai ideal baik untuk kompetensi literasi per jenjang dan kompetensi numerasi per jenjang. 

Sedangkan hasil survei karakter menunjukan tingginya faktor iman, takwa dan ahlak mulia dari profil Pelajar Pancasila dengan persentase 45%-50%. Hanya sayangnya karakter kebinekaan global menjadi aspek terendah yakni hanya 5%-26% dari peserta didik di Indonesia.

Quote