Surabaya, Gesuri.id - Komisi B DPRD Kota Surabaya, mendorong supaya rencana Produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) PDAM Surya Sembada Kota Surabaya secepatnya direalisasikan tahun ini.
”Ini sejalan dengan target wali kota agar PDAM tahun ini merealisasikan produksi air minum dalam kemasan,” ujar Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya, Anas Karno, Rabu (24/5).
Lebih lanjut legislator Fraksi PDI Perjuangan Surabaya tersebut mengatakan, memproduksi AMDK sebagai bagian dari lini usaha PDAM, akan membuat bisnis BUMD milik Pemkot Surabaya tersebut kian berkembang.
Baca: Anas Karno Beri Solusi Permasalahan Pemberdayaan UMKM
”Sehingga akan menambah pendapat mereka yang akhirnya juga menambah deviden bagi pendapatan asli daerah kota Surabaya. Selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air minum kemasan,” jelas Anas Karno.
Anas Karno menambahkan, pasar AMDK PDAM cukup besar. Di antaranya bisa menjangkau kantor OPD dan dinas di lingkungan Pemkot Surabaya.
Kemudian kantor DPRD Surabaya, SD, dan SMP negeri, yang dikelola Pemkot Surabaya, ditambah kantor-kantor BUMD Pemkot Surabaya. Selain dipasarkan lebih luas lagi ke masyarakat,” imbuh Anas Karno.
Sementara itu, Direktur Utama PDAM Surya Sembada Arief Wisnu Cahyono mengatakan, untuk memproduksi AMDK butuh waktu karena memerlukan kajian terkait isu lingkungan. Kajian itu untuk memastikan bahwa AMDK nanti, tidak menimbulkan potensi menambah beban lingkungan.
”Ini sudah kita siapkan insya Allah Agustus siap produksi. Tetapi untuk mendapatkan nomor edarnya SNI, BPOM butuh waktu 6 bulan sampai satu tahun. Kalau Agustus kita produksi baru tahun depan bisa kita berjualan,” terang Arief Wisnu Cahyono.
Baca: Anas Karno Dorong Renovasi Pasar Kendangsari
Arief menjelaskan, bahan baku AMDK merupakan unggulan karena dari mata air Umbulan yang ditampung di Putat melalui pipa reservoir. PDAM akan fokus pada air minum kemasan dalam galon. Dengan kapasitas produksi 200 galon dalam setahun.
”Tapi ada juga kemasan 330 ml yang botol. Untuk kemasan cup kita sedang pertimbangan. Karena cup memang nanggung dengan 330 ml. Selain itu cup itu ada pencemaran dari sedotan, yang merupakan plastik juga,” jelas Arief Wisnu Cahyono.
Lebih lanjut Arief mengatakan, untuk produksi AMDK, PDAM bekerja sama dengan ITS sebagai teaching factory. Selain sebagai lini usaha juga menjadi sarana edukasi bagi para mahasiswa.