Ikuti Kami

Darmadi Durianto Ungkap Alasan Berkiprah di Dunia Politik

Menjadi wakil rakyat justru memberikan ruang lebih luas untuk belajar dan menyuarakan aspirasi masyarakat kecil yang terpinggikan.

Darmadi Durianto Ungkap Alasan Berkiprah di Dunia Politik
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Darmadi Durianto.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Darmadi Durianto, mengungkap alasan utama dirinya memilih berkiprah di dunia politik meski telah meniti karier akademis yang gemilang. 

Baginya, menjadi wakil rakyat justru memberikan ruang lebih luas untuk belajar dan menyuarakan aspirasi masyarakat kecil yang selama ini terpinggirkan.

“Saya menerima aspirasi dari para pelaku UMKM minyak jelantah. Nah, itu kan ada di dapil kita kebanyakan. Jadi Jakarta Barat, Jakarta Utara, itu banyak tuh,” kata Darmadi, pada Sabtu (28/6/2025).

Darmadi mengungkapkan bahwa banyak pelaku UMKM minyak jelantah yang kehilangan pendapatan secara mendadak akibat dihentikannya ekspor minyak jelantah. Padahal, selama ini usaha tersebut menjadi penopang kehidupan banyak keluarga.

“Mereka menyampaikan keluhan bahwa pendapatan mereka turun, kenapa? Karena ternyata ekspornya dilarang minyak jelantah. Selama ini mereka mendapatkan penghasilan yang bagus, yang mungkin bisa menghidupi kehidupan mereka. Nah, ternyata sekarang mereka kehilangan mata pencaharian,” jelasnya.

Menindaklanjuti aspirasi tersebut, Darmadi mengaku telah melakukan penelitian dan menyuarakannya di parlemen karena menyangkut jeritan rakyat kecil.

“Kemudian kita melakukan penelitian, kita suarakan, karena berhubungan dengan jeritan rakyat kecil. Jeritan rakyat kecil di mana selama ini ada pendapatan, akhirnya akibatnya pendapatan mereka hilang begitu, mendadak hilang. Karena ekspornya dihentikan,” ungkap Darmadi.

Ia juga menekankan bahwa pengumpulan minyak jelantah sejatinya memiliki nilai ekonomi sekaligus manfaat ekologis. Selama ini, minyak bekas pakai dari rumah tangga dan restoran yang tidak dikelola dengan baik dibuang ke selokan atau tanah, yang justru merusak lingkungan.

“Hal kedua adalah ini menjadi menarik, kenapa? Karena sebetulnya minyak jelantah ini kan bekas masak minyak goreng, kan? Jadi orang, ibu-ibu masak di rumah, restoran masak di rumah, itu ditampung sama mereka. Yang jumlahnya cukup banyak, jutaan ternyata kan. Di Jakarta aja jutaan tuh,” paparnya.

“Nah, ini ternyata selama ini, selama belum ada pengumpulan minyak jelantah ini, minyak-minyak itu habis dimasak, nggak dipakai lagi dibuang ke got-got, ke tanah, sembarangan dibuang. Nah, ini kan merusak lingkungan,” tambah Darmadi.

Ia menyayangkan pelarangan ekspor yang menurutnya merugikan banyak pihak, termasuk negara sendiri yang sebenarnya bisa memperoleh pemasukan dari ekspor tersebut.

“Ini kan menjadi baik sebetulnya kalau dikumpulin kemudian diekspor ke negara tertentu. Nah, ini kan bisa menambah devisa negara juga,” jelasnya.

Langkah Darmadi memperjuangkan nasib UMKM minyak jelantah menjadi contoh nyata dari keberpihakannya pada rakyat kecil, sekaligus menunjukkan bagaimana politik bisa menjadi alat untuk memperjuangkan kepentingan publik yang lebih luas.

Quote