Ikuti Kami

Edy Tegaskan Peran BKKBN Penting Tangani Stunting

Hal itu menyebabkan penurunan angka kejadian stunting menjadi salah satu prioritas RPJMN 2020-2024. 

Edy Tegaskan Peran BKKBN Penting Tangani Stunting
Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto.

Grobogan, Gesuri.id - Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menyatakan angka kejadian stunting di Indonesia masih sangat memprihatinkan.

Hal itu menyebabkan penurunan angka kejadian stunting menjadi salah satu prioritas RPJMN 2020-2024. 

Baca: Komitmen Atasi Stunting, Hendi Buka Rumah & Kebun Gizi

"Selama 5 Tahun ke depan Pemerintah telah menargetkan penurunan stunting di angka 14 persen. Sehingga dengan demikian intervensi harus terus kita gencarkan mulai intervensi ibu hamil, bahkan yang belum menikah, agar para ibu hamil atau pasangan baru menikah tidak mengalami anemia dan mengidap penyakit lain," papar Edy, baru-baru ini. 

Politisi PDI Perjuangan itu melanjutkan, sebagai upaya pencapaian target penurunan stunting tersebut, maka kita juga memerlukan dukungan kerja sama lintas sektor dengan dukungan berbagai kementerian dan lembaga. 

Dia mengungkapkan, salah satu lembaga yang memungkinkan untuk mengambil peran lebih supaya program ini terlaksana dengan optimal adalah BKKBN.

Sebab, lanjut Edy, BKKBN adalah lembaga yang tugas utamanya  berhubungan langsung dengan pendataan keluarga di masyarakat.

Edy menyatakan, upaya yang selama ini sudah gencar dilakukan adalah dengan berfokus pada anak baru lahir terutama anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Seperti pemberian makanan pendamping ASI, obat ataupun makanan untuk ibu hamil atau bayi berusia 0-23 bulan. 

Baca: Nomi Minta Festival Kuliner di Gunung Mas Berjalan Rutin

"Namun kita jangan lupa bahwa dukungan pengetahuan remaja terkait edukasi seksual serta peran orang tua dalam pencegahan seks bebas, terjadinya pernikahan dini atau hamil di luar nikah juga menjadi faktor yang harus bersama-sama kita optimalkan," tambah Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah itu.

Edy mengungkapkan, permasalahan stunting di Indonesia terjadi hampir di seluruh wilayah dan kelompok sosial ekonomi. Dampak stunting pada kualitas SDM mengakibatkan gagal tumbuh, seperti berat lahir rendah, stunting, kecil, kurus, hambatan perkembangan kognitif dan motorik, gangguan metabolik saat dewasa, dan resiko penyakit tidak menular seperti diabetes, obesitas, stroke, dan jantung. 

"Sehingga saya yakin bahwa kita semua pasti tidak menginginkan hal tersebut terjadi pada keluarga kita," ujarnya.

Quote