Jakarta, Gesuri.id - Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nasyirul Falah Amru mengapresiasi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang telah menangkap 42 tersangka terorisme yang hendak menggagalkan pelaksanaan Pemilu 2024.
Para teroris yang ditangkap oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri itu merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Baca: Abdy Jelaskan Kenapa Ganjar Pranowo Layak Jadi Presiden RI
Tokoh yang akrab disapa Gus Falah itu tindakan preventif Densus 88 tersebut memang harus dilakukan, karena JAD adalah kelompok berbahaya.
"Mereka (JAD) khan berpandangan bahwa negara Indonesia ialah negara thogut karena dasar negaranya Pancasila dan menggunakan sistem demokrasi, sehingga mereka sangat berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara kita," tegas Gus Falah dalam keterangan tertulisnya.
Gus Falah melanjutkan, JAD juga memahami bahwa demokrasi adalah sistem kafir dan institusi-institusi keamanan negara seperti Polri dan TNI dianggap musuh.
Sehingga tak heran bila para tersangka yang ditangkap Densus 88 itu hendak menggagalkan pelaksanaan Pemilu 2024.
Baca: Dukung Ganjar-Mahfud Team Relawan Siber Sapa Warga Malang
"Maka, Polri atau Densus 88 harus terus melakukan tindakan preventif guna mencegah aksi terorisme, karena bukan tak mungkin sel-sel tidur mereka masih ada," tegas Gus Falah.
Gus Falah pun mengapresiasi Polri karena terjadi penurunan kejadian terorisme dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan data yang didapatnya dari Polri, pada 2021 terdapat enam kejadian teror.
"Kemudian pada 2022 menurun menjadi satu kejadian teror, dan di tahun ini tidak ada kejadian teror lagi sampai sekarang. Ini khan keberhasilan dari upaya preventif Polri yang harus kita apresiasi," tambah putra dari ulama NU Ponorogo KH Amru Al Mu’tasyim itu.