Jakarta, Gesuri.id - Wali kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, mengatakan, program seratus hari kerja telah direalisasikan pemasangan floating trash barrier di sungai yang melintas di Kota Yogyakarta.
Melalui sistem ini Hasto menjelaskan, perangkat yang dirancang menangkap dan mengumpulkan sampah yang mengapung dari hulu sungai dan terlihat asal sampah yang dibuang secara sembarangan.
"Kalau Kota Jogja ini di sungainya itu ada sampah ya itu sampahnya orang Kota, itu biasanya kan saling menyalahkan Wah Pak, niki mboten sampah kulo Pak, niki saking nginggil dari atas ini sampahnya. Ya sudah, sekarang dipasang jaring dibatas antara Sleman dan Kota," kata Hasto, di Balai kota Yogyakarta, Jumat (23/5).
Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Demokrasi Harus Dirawat Dengan Baik!
Nantinya selain yang dari hulu, pemasangan floating trash barrier juga akan dilakukan pada sungai bagian bawah yang berbatasan dengan Kabupaten Bantul. Sehingga diungkapkan Hasto, tidak ada lagi kiriman sampah liar yang dibuang orang tidak bertanggung jawab yang mengalir di sungai dari Kota Yogyakarta masuk ke Kabupaten Bantul.
"Harapan saya ini juga menjadi bagian kritik juga bahwa, orang yang berada di hulu masih juga punya peluang membuang sampah di sungai gitu," ucap Hasto.
Melihat potensi yang masih cukup tinggi masyarakat yang membuang sampah ke sungai, Hasto juga berkomitmen melakukan komunikasi dengan Bupati Sleman dan Bupati Bantul, yang hal tersebut menjadi sebuah keniscayaan untuk mewujudkan lingkungan bersih dan lestari, khususnya sungai-sungai yang melintas di Yogyakarta.
Hasto mengaku, kolaborasi inipun nantinya juga diharapkan meminimalisir dampak sampah yang menumpuk di hilir, seperti banjir yang pernah terjadi beberapa waktu silam di Kabupaten Bantul.
"Kartamantul itu pokoknya tidak hanya seperti kemarin bersama-sama untuk membawa sampah ke mana Piyungan. Tapi ini Kartamantulnya itu harus betul-betul, artinya bagaimana mengamankan sampah selain di sungai juga yang dibuang sembarangan di ring road, ini kami serius kami," ujar Hasto dengan tegas.
Lebih lanjut Hasto juga menjelaskan, sampah yang berhasil terkumpul melalui jaring sampah yang dipasang di empat sungai diantaranya Sungai Winongo, Sungai Code, dan Sungai Gajahwong ini, nantinya akan diangkut oleh Ulu-ulu atau pasukan orange yang khusus di sungai.
Baca: Hadir di Pengadilan Tipikor, Ganjar Suntik Semangat ke Hasto
"Jadi ketika tiap hari sampah yang terjaring di situ, terus diambil," ujar Hasto.
Hasto menegaskan, pemasangan jaring sampah di sungai bukan untuk memfasilitasi masyarakat yang secara tidak bertanggung jawab membuang sampahnya ke sungai. Namun, diharapkan menjadi upaya edukasi bahwa sungai sebagai sumber air penting bagi ekosistem yang ada di dalamnya termasuk kebersihan lingkungannya.
"Harapannya sampahnya semakin berkurang, harapannya. Tentunya edukasi dan kepedulian masyarakat sangat diperlukan," ujar Hasto, mengakhiri.