Ikuti Kami

Indah Kurnia& LPS Gelar Seminar Global Economy Update 202

Seminar mempertemukan pihak-pihak berkompeten pada ekonomi makro.

Indah Kurnia& LPS Gelar Seminar Global Economy Update 202
Anggota DPR RI Indah Kurnia.

Surabaya, Gesuri.id - Anggota DPR RI Indah Kurnia menginisiasi kegiatan Seminar bertajuk Global Economy Update di hotel Vasa Surabaya, Rabu (22/2).

Seminar mempertemukan pihak-pihak berkompeten pada ekonomi makro. Ada pihak penyelenggara pemerintahan selaku pemangku kebijakan, kalangan perbankan nasional, asosiasi perbankan, hingga akademisi dari Universitas Airlangga Surabaya dan sejumlah kampus di Jawa Timur.

Indah mengungkapkan bagaimana jerih payah berbagai pihak merumuskan strategi saat kontraksi ekonomi kala pandemi.

“Di masa pandemi kemarin, DPR rapat marathon dengan KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan), juga LPS sebagai pilar penting di dalamnya,” ungkap Indah Kurnia.

Baca: Indah Gelar SICITA & Sosialisasi Waspadai Investasi Bodong

Saat itu, lanjut Indah Kurnia, langkah pertama yang dilakukan adalah penyelamatan masyarakat yang paling terdampak. Kemudian, meningkatkan literasi keuangan masyarakat sebagai bentuk perlindungan dari berbagai tawaran investasi fiktif, menjadi bagian yang tak kalah penting.

“Kami dari DPR akan terus mendukung pemulihan ekonomi nasional,” kata wakil rakyat dari PDI Perjuangan asal Dapil Surabaya-Sidoarjo ini.

Pada kesempatan itu, Indah kembali mengingatkan agar tetap mewaspadai berbagai kemungkinan yang menjadi faktor pelambatan pertumbuhan perekonomian.

“Di tengah optimisme kinerja perbankan dan kredit pada tahun 2023, ternyata terdapat tantangan yang mesti kita waspadai bersama,  yaitu pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang diprediksi melambat pada tahun ini,” ungkapnya.

DPK perbankan pada tahun 2023 diperkirakan tumbuh 8%. Angka tersebut lebih rendah dari pencapaian pertumbuhan DPK pada 2021 yang mencapai 12,1%.

“Kondisi tersebut dapat menjadi masalah bagi industri perbankan apabila tidak dikelola dengan baik,” kata Indah mengingatkan.

Pasalnya, jelas Indah, ketika pertumbuhan DPK melambat dan beriringan dengan kredit yang meningkat, tentunya diperlukan upaya ekstra bagi perbankan untuk menjaga likuiditas.

“Pada kasus ini kami dari Komisi XI DPR RI akan senantiasa mendorong OJK dan LPS sebagai otoritas yang dekat dengan sektor perbankan perlu bersinergi untuk menyiapkan strategi mitigasi yang efektif terhadap tersebut,” jelas Indah.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan, Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, Indonesia wajib optimis di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global. Sebab, menurut dia, ekonomi Indonesia tumbuh sangat baik.

Dimana sepanjang tahun 2022, ekonomi nasional tumbuh 5,31%. Dan, industri jasa keuangan menjadi salah satu penyumbang terbesar untuk meredam tekanan tersebut.

“Industri jasa keuangan mampu menunjukkan kinerja positif dan berkontribusi besar, dimana perbankan memiliki permodalan kuat dan likuiditas yang ample di tengah tekanan eksternal tersebut,” katanya.

“Nilai tukar juga menunjukkan perbaikan. Situasi ini membuat perbankan kita masih dalam kondisi yang sangat memadai untuk melakukan ekspansi kredit sembari serta menjaga permodalan dari ketidakpastian global,” imbuh Purbaya Yudhi.

Baca: Indah Gelar SICITA & Sosialisasi Waspadai Investasi Bodong

Adapun penyaluran kredit, tumbuh sebesar 10,53% (YoY) pada bulan Januari 2023. Sementara DPK tumbuh sekitar 8,03% (YoY) pada periode yang sama. Level permodalan bank secara nasional juga terbilang tebal, dan berada pada angka 25,68% per Desember 2022.

Kemudian, Alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) dan per Desember 2022 masing-masing sebesar 137,67% dan 31,20%.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak yang juga hadir, menyampaikan paparan bagaimana Provinsi Jawa Timur yang dengan cepat melakukan pemulihan ekonomi. Dari yang awalnya terkontraksi namun akhirnya mampu menunjukkan peningkatan, serta menjadi penyumbang seperenam dari PDB nasional

“Dari terkontraksi di angka minus 2,33 persen pada tahun 2020, sekarang mampu tumbuh sebesar 5,34 persen pada tahun 2022 dan tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5,21 persen,” ujarnya.

Quote