Ikuti Kami

Pariwisata Bangkit, Putra: Adaptasi New Normal Berbasis CHSE

"Sektor wisata harus bisa menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru yakni dengan disiplin menerapkan protokol Kesehatan dan protokol CHSE".

Pariwisata Bangkit, Putra: Adaptasi New Normal Berbasis CHSE
Anggota DPR RI Komisi X Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan saat pembukaan Bimbingan Teknis Penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental sustainability) di Hotel Harper Jakarta, Senin (21/6). (Foto: gesuri.id/Elva Nurrul Prastiwi)

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI Komisi X Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan optimistis sektor industri pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia sanggup bangkit dan survive di tengah Pandemi Covid-19 yang masih melanda, terutama jika membiasakan diri dan beradaptasi terhadap kebiasaan baru (new normal) melalui penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE, yaitu protokol Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability.

Baca: Putra Ingatkan Nasib Masa Depan Generasi Penerus Pariwisata

CHSE adalah penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).

Selain itu tentunya, lanjut Putra, tetap disiplin menerapkan Protokol Kesehatan 5M yang selama ini dianjurkan oleh pemerintah.

Pasalnya, Putra mencatat industri pariwisata adalah sektor yang sangat terdampak pandemi Covid-19, dimana berdasarkan data BPS (2021) terdapat penurunan jumlah wisatawan yang cukup signifikan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.

"Total kunjungan wisatawan mencanegara ke Indonesia pada tahun 2020 sebesar 4,02 juta kunjungan. Apabila dibandingkan dengan tahun 2019, sebelum Covid-19 menyerang itu jumlah wisatawan mancanegara turun 75,03%," ungkap Putra Nababan saat pembukaan Bimbingan Teknis Penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental sustainability) di Hotel Harper Jakarta, Senin (21/6).

Putra menambahkan, di Indonesia insan pekerja pariwisata yang terdampak pandemi sejak tahun lalu tersisa tinggal 6,5 juta orang dari jumlah 13 juta orang sebelum pandemi.

"Selain itu 32,5 juta pekerja yang secara tidak langsung terkait sektor ppariwisata juga ikut terdampak. Destinasi yang paling terdampak adalah Bali, Kepulauan Bangka Belitung dan Kepulauan Riau," terang Putra.

Putra menuturkan, meskipun selama pandemi banyak pegawai pariwisata dan perhotelan dirumahkan, ia berharap dunia pariwisata untuk bersiap dan bangkit kembali memajukan pariwisata dan perhotelan Indonesia.

"Tenaga kerja vokasi yang unggul juga sangat dibutuhkan dalam membangun kembali industri pariwisata Indonesia yang sempat lesu akibat pandemi," katanya.

Dalam upaya pemulihan pariwisata, Politisi PDI Perjuangan itu juga meminta Kemenpaprekraf agar memiliki data akurat mengenai jenis pariwisata serta daerah yang secara prioritas dapat membuka destinasi pariwisata pada masa New Normal. Tentunya, tandas Putra, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19 dan protokol CHSE.

"Sektor wisata harus bisa menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru yakni dengan disiplin menerapkan protokol Kesehatan dan protokol CHSE. Selanjutnya, Kemenparekraf berkoordinasi dengan Kemendagri dan Pemerintah Daerah untuk memberikan sanksi, kepada pengelola destinasi pariwisata yang melanggar protokol kesehatan Covid-19 dan protokol CHSE," jelas Putra.

Baca: Menteri Diingatkan Bangkitkan Pariwisata Bersama Anak Muda

Putra juga berpesan di tengah pandemi Covid-19 yang terjadi seperti saat ini dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Mayarakat harus disiplin menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dan protokol CHSE demi memutus mata rantai Covid-19," ungkap Putra.

Quote