Surabaya, Gesuri.id - Ketua Komisi C DPRD Surabaya dari Fraksi PDI Perjuangan, Eri Irawan, kembali menjalankan program sosial bertajuk “Rezeki Numpang Lewat” dengan membagikan paket makanan kepada pengemudi becak, pengendara ojek online, penyedia jasa tambal ban, serta warga yang membutuhkan di kawasan perkampungan padat penduduk.
Kegiatan ini dilaksanakan di Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Mulyorejo, Jumat (19/12/2025), dan disambut hangat oleh warga. Eri tampak turun langsung menyapa masyarakat, berbincang santai, sekaligus menyerahkan paket makanan.
Baca: Ganjar Pranowo Tekankan Pentingnya Kritik
Menurut Eri, program “Rezeki Numpang Lewat” merupakan wujud konkret semangat gotong royong yang selalu ditekankan oleh Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, kepada seluruh kader partai untuk terus turun ke masyarakat dengan menempatkan rakyat sebagai pusat perjuangan politik. Program “Rezeki Numpang Lewat” dijalankan berkala setiap pekan.
“Ibu Megawati selalu mengingatkan kami bahwa kader PDI Perjuangan itu harus hadir di tengah rakyat, bukan cuma pas kampanye menjelang Pemilu, tapi setiap hari. Gotong royong itu bukan slogan, tapi kebiasaan,” ujar Eri.
“Ibu Megawati selalu mengingatkan bahwa kader partai harus menjadi bagian dari denyut hidup rakyat. Kalau rakyat susah, kader tidak boleh nyaman,” imbuh Eri.
Eri menambahkan, kegiatan berbagi ini juga menjadi sarana untuk mendengar langsung keluhan dan cerita warga, dari soal ekonomi keluarga hingga kondisi lingkungan sekitar.
“Yang dapat manfaat bukan cuma warga, tapi juga kami. Kami dapat cerita, dapat keluhan, dapat senyum warga. Ini yang bikin politik tetap menggembirakan,” jelas Eri.
Baca: Ganjar Harap Kepemimpinan Gibran Bisa Teruji
Melalui program “Rezeki Numpang Lewat”, Eri berharap nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas sosial terus hidup di tengah masyarakat Surabaya.
“Kalau semua mau bergotong royong dan berbagi, kota ini tidak hanya akan maju, tapi juga menjadi hangat. Inilah politik yang menyenangkan: hadir, menyapa, dan berbagi. Ideologi tanpa praktik itu kosong, tapi praktik tanpa ideologi juga kehilangan arah,” ujarnya.
