Ikuti Kami

Soal Proyek Malioboro, Harris: Belajar dari Wali Kota Jokowi

"Kita perlu belajar dari apa yang dilakukan pak Jokowi waktu menjabat sebagai Walikota Solo dahulu".

Soal Proyek Malioboro, Harris: Belajar dari Wali Kota Jokowi
Ilustrasi. Joko Widodo dalam kostum wayang.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Dr Ir Harris Turino Kurniawan, MSi, MM atau lebih dikenal dengan nama Harris Turino menyoroti dinamika proyek pekerjaan yang tanpa didahului dengan perencanaan yang matang.

Baca: Prasetyo: Wali Kota Baru Jangan Jadi Kacung Pengembang

"Sekarang saya sebagai anggota Tim Independen Reformasi Birokrasi Nasional Kemenpan RB," kata Harris, Sabtu (16/10). 

Harris adalah seorang politisi, pengusaha, dan akademisi. Ia menjadi terkenal saat berhasil lulus doktoral di UI dengan predikat cumlaude dan meraih rekor MURI sebagai lulusan Doktor Manajemen Stratejic tercepat.

Diketahui, akhir-akhir ini Kota Tegal banyak dilanda aksi protes, demo hingga aksi perlawanan hukum seperti mempra-peradilankan lembaga aparat penegak hukum, kejaksaan dan juga aksi gugatan class action oleh masyarakat Kota Tegal yang merasa hak-haknya terabaikan oleh pemerintah Kota Tegal.

Sebut saja diantara bentuk-bentuk perlawanan masyarakat terhadap kebijakan pemkot Tegal seperti tercampaknya para Pedagang Kaki Lima di Taman Pancasila yang hingga kini nasibnya bak menunggu 'Godot'.

Meski pemkot Tegal akhirnya memberikan alternatif relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL), tapi tetap saja mendapat pertentangan.

Belum selesai urusan PKL Taman Pancasila (dulu bernama Taman Poci) kini muncul aksi perlawanan terhadap kebijakan pemkot Tegal yang akan menyulap kawasan niaga jalan Ahmad Yani Kota Tegal menjadi semacam kawasan wisata dengan akan menjadikan 'Malioboro'nya Kota Tegal.

Sebagaimana diketahui, kawasan Jalan Ahmad Yani bukan merupakan kawasan lahan kosong tak berpenghuni. Kawasan itu merupakan kawasan pusat perniagaan semenjak jaman "Sepur Lempung" istilah orang Tegal bilang.

Munculnya kebijakan atas nama penataan Jalan Ahmad Yani, banyak yang beranggapan bahwa itu dilakukan tanpa kompromi dengan penghuni wilayah tersebut (pemberitahuan atau sosialisasi, komunikasi/dialog) seperti PKL, Penghuni dan pemilik serta pengusaha sepanjang pertokoan, pekerjaan berjalan hingga saat tulisan ini diangkat.

Hal ini banyak disebut-sebut masyarakat sebagai proyek pekerjaan yang tanpa didahului dengan perencanaan yang matang bahkan dikatakan tidak melakukan studi kelayakan sebelumnya.

Harris, saat dimintai pandangannya soal apa yang menjadi dinamika Kota Tegal saat ini, menitik beratkan pada esensi membangun sebuah daerah dalam mainframe komunikasi sebelumnya dengan baik.

Ia mengatakan dalam membangun kota seharusnya diutamakan adanya dialog antara pemerintah kota dengan warga masyarakat termasuk dengan DPRD sebagai perwakilan.

Baca: Piala Thomas Kembali Direbut, PDI Perjuangan Sangat Bangga

Harris mencontohkan bagaimana Kota Solo dapat berjalan dengan baik dan lancar karena dalam rencana membangun daerah didahului dengan komunikasi yang baik dengan semua pihak.

"Kita perlu belajar dari apa yang dilakukan pak Jokowi waktu menjabat sebagai Walikota Solo dahulu," pesannya sekaligus mengakhiri. Dilansir dari pikiranrakyat.

Quote