Ikuti Kami

49 Tahun PDI Perjuangan dan Merawat Nasionalisme

Selama 49 tahun berada bersama rakyat Indonesia, terbukti PDI Perjuangan masih sangat disayangi.

49 Tahun PDI Perjuangan dan Merawat Nasionalisme
Hasrul AL. (Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Sudah tidak muda lagi. Hampir setengah abad usianya, sekira setahun lagi. Nyatanya: PDI Perjuangan masih gagah. Masyarakat Indonesia tak pupus cintanya pada partai yang kini masih dipimpin Megawati Soekarno Putri, putri sang Proklamator, Soekarno atau Bung Karno.

Kegagagan PDI Perjuangan di usia 49 tahun masih mampu melahirkan kader-kader terbaik untuk Republik Indonesia. Tercatat, dua kali –sejak Orde Reformasi—PDI Perjuangan menyumbangkan putri dan putra terbaiknya memimpin pemerintahan. Megawati Soekarno Putri dan Joko Widodo (Jokowi).

Kalaupun sejak pertama kali PDI Perjuangan dibesut pada 10 Januari 1973 tak pernah berkontribusi mencetak Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan (Presiden) pada Orde Baru, hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari sosok berkuasa kala itu: Soeharto. Yang amat absolut dan anti-demokrasi. Dan sejarah politik Indonesia mencatatnya.

Selama 49 tahun berada bersama rakyat Indonesia, terbukti masih sangat disayangi. Terhitung 5 kali penyelenggaraan Pemilu (Orde Reformasi), PDI Perjuangan terus berada di ‘papan atas’. Rakyat Indonesia masih gandrung memilih partai berlambang banteng ini.

Jika tidak nomor wahid, pasti peringkat kedua dalam perolehan suara Pemilu reformasi. Belum pernah melorot di bawah urutan tersebut. Ini fakta.

Ringkasan narasi semua itu menunjukkan PDI Perjuangan adalah maestro dalam politik Indonesia. Bertambahnya usia PDI Perjuangan kini yang telah 49 tahun makin menunjukkan kematangan sekaligus kedewasaan berpolitik partai berhaluan nasionalis ini.

Berideologi nasionalis. Itu kunci jawabannya mengapa PDI Perjuangan tetap tangguh hingga kini, bahkan di usia 49 tahun. 

Ilmuwan politik Italia, Antonio Gramsci, menjelaskan, ideologi menggerakan massa manusia dan menciptakan ruang bagi manusia bergerak, memperoleh kesadaran atas posisi dan perjuangannya. Nah, idoelogi nasionalis yang diusung PDI Perjuangan kiranya menjadi pilihan logis bagi rakyat Indonesia untuk melangkah bersama menuju perbaikan tatanan kehidupan sesuai cita-cita para pendiri bangsa di tengah kemajemukan dan pluralitas masyarakat Indonesia.

Dengan ideologi nasionalis tersebut, rakyat merasa nyaman bahwa pergerakan mereka dilindungi dalam satu atap bernama bangsa Indonesia. Meski berbeda suku, agama, ras, bahasa, budaya, namun rakyat merasa terangkai satu bagian sebagai sesama saudara anak bangsa. Tidak ada tercipta kelas-kelas sosial dalam payung nasionalisme. Dalam ranah itu PDI Perjuangan meneduhkan sehingga mudah diterima akal sehat publik.

Nasionalisme yang dibawa PDI Perjuangan membentuk kesadaran bila semua adalah satu asal sesuai kepentingan Pancasila dan UUD 1945. Bergotong royong berjalan seiring dalam menyasar suatu tujuan kehidupan berbangsa bernegara. Akhirnya, tidak merasa ada yang kesepian, tak menganggap paling kuat, berpikiran dijauhi dan kurang diayomi, serta sebagainya. Karakteristik saling bahu-membahu di tengah perbedaan itu amat identik dengan tipologi budaya manusia Nusantara, jauh sebelum pemahaman nasionalisme muncul. Di sini, PDI Perjuangan mampu mengjewantahkannya sebagai perwujudan dari Bhineka Tunggal Ika.

Kebersamaan, tidak ada keberpihakan, membangun persepsi kolektif, merupakan suatu hal yang digemari dalam keseharian rakyat Indonesia. PDI Perjuangan berhasil menegaskan pada haluan ideologinya dalam bingkai: nasionalisme. Fondasi partai itulah yang menggiring keinginan rakyat untuk terus menentukan pilihan politiknya kepada PDI Perjuangan. Sebab merasa implementasi kepribadian Nusantara.

Terlebih di tengah makin maraknya isu agama, sentimen suku, ras, saat ini, PDI Perjuangan menjadi garda terdepan dalam menjaga nasionalisme bangsa Indonesia. Siapa pun mempunyai hak dan kewajiban yang sama sejauh tidak berbenturan dengan Pancasila dan UUD 1945. Tanpa menonjolkan perbedaan tadi. Ketika Pancasila dan UUD 1945 yang menyelimuti nasionalisme itu diganggu maupun terganggu, barulah jadi musuh PDI Perjuangan.

Akhirnya, selamat hari ulang tahun ke 49 PDI Perjuangan. Indonesia bangga dan beruntung memiliki partai seperti ini. Menyitir Hans Kohn, nasionalisme adalah keadaan atau pikiran yang mengembangkan keyakinan bahwa kesetiaan terbesar adalah diberikan bagi negara. PDI Perjuangan menunjukkan itu. Bukan berpijak pada satu golongan atau pihak tertentu saja, tetapi totalitas untuk NKRI. Bangunlah jiwa dan badannya untuk Indonesia Raya.

Penulis: Hasrul AL, Penulis dan Pemerhati Politik.

Quote