Ikuti Kami

Anak Indonesia Menyongsong Generasi Emas

Oleh : E.Y. Wenny Astuti Achwan, Caleg PDIP Perjuangan untuk DPR RI, Dapil NTB 2

Anak Indonesia Menyongsong Generasi Emas
Oleh : E.Y. Wenny Astuti Achwan, Caleg PDIP Perjuangan untuk DPR RI, Dapil NTB 2

PADA 20 Nopember 1959, PBB mengadopsi Deklarasi Hak Anak. Kemudian 20 Nopember 1989, PBB mengadopsi Konvensi Hak Anak. Dengan demikian sejak  20 Nopember 1990 Hari Anak sedunia (Universal Children’s Day) menandai ulang tahun tanggal Majelis Umum PBB mengadopsi deklarasi dan konvensi tentang hak-hak anak.

Pada 20 Nopember tahun ini PBB meminta seluruh dunia menjadi biru untuk menandai tekad menghadirkan sekolah bagi anak-anak dengan aman dan  dapat memenuhi potensi mereka. Dunia diingatkan untuk mengakui pentingnya hak setiap anak untuk tumbuh dalam lingkungan keluarga dalam suasana penuh pengertian, cinta, dan bahagia.

Indonesia menetapkan tanggal 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional. Tahun ini mengambil tema GENIUS, yang merupakan kependekan dari Gesit, Empati, Berani, Unggul, Sehat. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) berharap anak Indonesia menjadi anak sehat, berbahagia dan aman.

Sekolah yang Bersahabat

Menghadirkan sekolah dan memberi rasa aman bagi anak-anak yang bersekolah sehingga dapat mengembangkan potensi adalah tema Hari Anak Sedunia tahun ini. Semua yang diperlukan adalah menemukan kemampuan mereka dan membantu mereka memelihara dan mengembangkan kemampuannya. Hal ini tidak hanya benar dan baik untuk orang dewasa, tetapi juga hal sangat penting untuk anak-anak.

Pendekatan “sekolah yang bersahabat dengan anak-anak” secara esensial tidak berbeda dengan yang dilakukan orang dewasa, terlepas dari satu perbedaan mendasar: dengan anak-anak sangat mudah untuk mencapai perubahan. Sebab kemampuan anak-anak untuk belajar, untuk meningkatkan kemampuan dan perubahan, jauh lebih besar dan lebih cepat daripada orang dewasa.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi anak, termasuk banyak pengalaman yang tidak ada hubungannya dengan orang dewasa di lingkungan terdekatnya, seperti berbagai permainan, anak-anak yang ditemuinya, buku dan film yang semua bisa meninggalkan bekas dalam diri mereka, hobi, dan sebagainya. Untuk beberapa alasan, orang dewasa lupa bahwa dalam proses belajar, kata terakhir harus diserahkan kepada murid. Apa yang mereka asimilasi dari semua pengaruh itu adalah penting bagi mereka.

Kita sekarang dapat menghargai pentingnya guru pertama anak, yaitu orang tuanya. Kemudian diberikan guru-guru lain - orang dewasa di lingkungan anak, guru taman kanak-kanak, guru sekolah, kelompok sebaya, dan semua karakter yang membentuk dunianya. Semakin anak bertemu dengan guru yang tahu bagaimana menikmati apa yang mereka lakukan, semakin banyak dunia anak dipenuhi dengan rangsangan yang mendorongnya untuk ingin mengembangkan kemampuan independennya. Semakin dia bertemu guru yang melakukan fungsi mereka keluar dari tugas daripada kesenangan, semakin sedikit rangsangan yang ada di dunianya, dan keinginannya untuk belajar dan menambah kemampuannya memudar dan akhirnya padam.

Peran Masyarakat dan Masa Depan Bangsa

Investasi awal dalam kesehatan dan perkembangan anak adalah pendorong penting pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

Sejauh perhatian pemerintah mungkin terfokus pada pengeluaran yang 'tepat' untuk membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi, pengeluaran yang dihabiskan untuk anak-anak masa kini memberikan pengembalian investasi publik sebaik mungkin untuk menjamin ekonomi yang kuat dan negara yang sehat, sebagian karena anak-anak yang sehat tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat dan berfungsi dengan baik.
Kita semua bisa berperan dalam mempromosikan kesehatan anak-anak. Semua orang dewasa yang berinteraksi dengan anak-anak - orang tua, keluarga, pembuat kebijakan, guru, dokter, perawat, pekerja perawatan anak, dan tetangga - secara aktif dan kolektif terlibat dalam mencegah masalah kesehatan anak sebelum mereka berkembang menjadi penyakit.

Penting juga kita melakukan upaya pendidikan publik untuk mengubah norma dan perilaku sosial, kegiatan masyarakat yang melibatkan orang tua, dan kebijakan publik dan lembaga yang mendukung keluarga. Jenis strategi berbasis komunitas yang luas ini adalah apa yang harus kita perjuangkan untuk mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan populasi secara keseluruhan.

Dalam 27 tahun ke depan ketika kita memperingati seabad kemerdekaan Indonesia pada tahun 2045, anak-anak sekarang inilah yang menjadi masa depan bangsa. Ini menjadi sebuah gagasan futuristik 2045.
Sebab pada saat itu pangsa penduduk produktif (usia 15-64 tahun) adalah 70 % sedangkan 30 % adalah penduduk yang tidak produktif (usia di bawah 14 tahun dan di atas 65 tahun).

Atas dasar itulah maka tidak berlebihan jika Hari Anak Sedunia tahun ini menjadi pengingat penting menuju misi Generasi Emas Indonesia 2045.

Selamat Hari Anak Sedunia
20 November 2018

Quote