Ikuti Kami

Inovasi Dan Perubahan Menuju Tata Dunia Baru

Oleh : E.Y. Wenny Astuti Achwan, Caleg DPR RI PDI Perjuangan Dapil NTB 2

Inovasi Dan Perubahan Menuju Tata Dunia Baru
E.Y. Wenny Astuti Achwan, Caleg DPR RI PDI Perjuangan Dapil NTB 2

"Inovasi" atau "reka baru" adalah kata yang cukup dikenal dalam setiap perbincangan luring maupun daring.

Reka baru merupakan eksploitasi yang berhasil dari suatu gagasan baru _(the successful exploitation of a new idea),_ atau dengan kata lain merupakan pemanfaatan/ mobilisasi pengetahuan, keterampilan teknologi dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses, sistem dan jasa baru.

Kata kunci yang melekat pada inovasi adalah “baru”. Kebaruan adalah syarat sebuah inovasi. Kebaruan selalu mengikuti perubahan, dan perubahan tidak bisa dihindari.

Perubahan

Dunia tempat kita berpijak telah dan sedang berubah. Integrasi internasional semakin terbentuk berkat perkembangan transportasi dan telekomunikasi. 

Indonesia yang menjadi bagian dari dunia tentu tidak luput dari perubahan. Integrasi nasional menjadi hal yang harus terjadi. Oleh karenanya, keterhubungan intra dan antar daerah harus terealisasi. Aksesibilitas dan akseptabilitas setiap daerah terhadap sumber daya harus dipermudah pula. 

Teknologi yang tepat-guna untuk mewujudkannya, ilmu pengetahuan geografi dan alam setempat, geliat ekonomi yang menghidupkan lokal, kemudahan menjangkau pendidikan dan kesehatan, pada akhirnya mendorong aktivitas sosial dan budaya warga masyarakat di setiap daerah. 

Kondisi dan situasi inilah yang mendorong inovasi dalam proses dan sistem teknologi terapan, pengetahuan lingkungan, ekonomi, pendidikan dan kesehatan serta sosial-budaya kemasyarakatan. 

"Tanpa perubahan, tidak ada inovasi, kreativitas, atau insentif untuk perbaikan. Mereka yang memulai perubahan akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mengelola perubahan yang tidak dapat dihindari." (William Pollard).

Sinergisitas

Penerapan iptek yang inovatif tidak berjalan sendirian. Ia membutuhkan tandem teori sosial. Ahli teori sosial di bidang sosiologi, antropologi, budaya, geografi, sains dan teknologi harus berperan agar produk teknologi inovatif tidak bias ras/ suku, gender dan kelas. 

Teori sosial juga memainkan peran penting dalam memahami kejadian langka, misalnya bencana alam dan kecelakaan, yang tidak dapat dinilai hanya dalam hal kegagalan teknis. Kesalahan manusia dan bentuk organisasi sosial - seperti hirarki yang digunakan untuk mengelola teknologi sensitif - sering memainkan peran penting bagaimana sebuah krisis dapat dihindari. 

Banyak praktisi sering mencoba mengembangkan iptek dari sudut pandang sendiri yang membatasi perspektif mereka sendiri. 
Pelibatan pengetahuan tentang dunia sosial adalah sebuah usaha yang berjalan seiring dengan karya teknologi inovatif untuk mengubah masyarakat menjadi lebih baik, sekaligus berpikir kritis, dan terus menerus, tentang inovasi apa yang "lebih baik" dan untuk “siapa”.

Oleh karena itu, Perguruan Tinggi (PT) menjadi tempat persemaian inovasi yang sangat tepat. Sinergitas semua pemangku kepentingan dan peran menjadi syarat tumbuh-kembangnya persemaian. 

Sudah seharusnya PT tidak berkutat dalam persoalan ideologi dan kurikulum baku semata sehingga abai inovasi. Pendidikan dan pembelajaran menjadi tulang punggung karya inovasi nasional.  

Tata Dunia Baru

Sebagaimana perubahan, inovasi dalam bidang apapun adalah kebutuhan yang tidak dapat ditolak. Setiap hari adalah hal yang baru. Teknologi semakin berlomba dengan kecepatan yang tidak kita bayangkan sebelumnya. 

Perubahan yang tidak diikuti inovasi akan menjadikan kita gagap, tidak sigap, tertinggal dan tergulung. Inovasi yang diperlukan adalah inovasi yang tidak saling meniadakan, tetapi saling memperkaya dalam mewujudkan Tata Dunia (yang selalu) Baru. 

Siapkah kita menjalani perubahan total dan mendasar dengan tetap berkomitmen terhadap nilai-nilai ( values) yang mendasari karakter kita sebagai Bangsa Indonesia ?

Selamat Hari Inovasi Nasional 1 Nopember 2018

Quote