Ikuti Kami

Saham Garuda, How Low Can You Go?

Oleh: Anggota Komisi VI DPR RI, Dr. Ir. Harris Turino, SH., MSi., MM.

Saham Garuda, How Low Can You Go?
Pesawat Garuda Lepas Landas.

Jakarta, Gesuri.id - Penerbangan malam Jakarta - Manado GA 600 kemarin ini penuh. Tidak ada satupun tempat duduk tersisa, baik kelas bisnis maupun ekonomi. Ketika saya tanyakan ke cabin crew yang jelita dan berbau wangi, katanya untuk rute ini memang hampir selalu full house. 

Sebagai sebuah airline yang baru bangkit dari sempoyongan, yang nyawanya belum kumpul total, tentu ini adalah indikasi yang baik. 

Penjelasan Dirut Garuda dalam RDP dengan Komisi VI dan juga diungkapkan dalam podcast Perspektif Harris Turino mengatakan bahwa Garuda memang hanya akan fokus pada rute-rute gemuk dan tidak akan tergliur terbang ke mana saja tapi muatannya kosong. 

Baca: DPR Minta Beri Perhatian Melambungnya Harga Tiket Pesawat

Dengan keterbatasan jumlah pesawat, yang akhir tahun ini diharapkan bisa mencapai 60 unit, ini memang pilihan strategi yang cerdas. Tidak semua rute dilayani. Harus ada jaminan keterisian muatan, baik penumpang maupun cargo. Ini untuk menjaga arus kas operasional perusahaan agar tetap positif. Industri penerbangan memang industri yang sangat seksi, highly regulated, tetapi celakanya limited margin. Kalau dikelola secara ugal-ugalan, sudah bisa ditebak apa dampaknya.

Yang menarik untuk dicermati adalah pergerakan harga sahamnya. Pada hari pertama perdagangan 3 Januari 2023, setelah disuspend sejak 18 Juni 2021 pada harga Rp. 204, harga sahamnya sempat melonjak naik. 

Tetapi ternyata itu hanya letupan gairah sesaat yang langsung loyo lagi. Harga penutupannya turun lagi bahkan sampai menyentuh ARB (auto reject bawah) selama berhari-hari berturut-turut sampai berhenti dan mengayun di level Rp. 102-104. 

Yang menjadi pertanyaan adalah how low can it go? Apakah ini sudah bottom_ atau bakalan meluncur terus jadi saham recehan kelas gocapan. Pertanyaan keduanya adalah kapan akan recovery, minimal ke level square one di Rp. 200an atau bahkan terbang lebih tinggi lagi. Saya yakin tidak ada yang bisa menjawab. Hanya Tuhan yang tahu, dan jajaran direksipun tidak bisa menebak dengan pasti. 

Yang manajemen punyai tentu harapan bahwa kinerjanya memang sudah membaik secara operasional. Restrukturisasi keuangan juga sudah boleh dikatakan separuh tuntas. Homologasi sudah tercapai melalui PKPU dengan hair cut hutang sebesar 81%.

Baca: Puan: Hubungan RI-Korsel Harus Bermanfaat bagi UMKM & Rakyat

Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp. 7,5 triliun juga sudah digelontorkan. Tentu ini saja belum cukup. Masih harus mendapatkan suntikan dana segar baru melalui right issue atau penjualan sukuk global. Harga saham patokan teoritis yang ditetapkan berkisar antara Rp. 196 - 204 per lembar. Belum bisa dipastikan berapa banyak dana segar yang akan berhasil digalang melalui aksi korporasi ini. 

Tetapi di balik semua ketidak-pastian itu, saya melihat semangat jajaran Direksi di bawah pimpinan pak Dirut Irfan sudah berhasil didiseminasikan ke seluruh lapisan organisasi. Semuanya punya mimpi yang sama, yaitu Garuda akan terbang tinggi lagi, menembus cakrawala, menyatukan Indonesia. 

Sebagai mitra di Komisi VI DPR RI,  saya ikut bersorak menyemangati, sambil matanya terus memelototi. Agar asa tak lagi sirna oleh dusta.

Quote