Ikuti Kami

Ditanya Gus Miftah Soal Tudingan Antiulama, Ini Jawab Hasto

"Bagaimana negara kita dibangun untuk semua. Dan itu diatur jelas di sila ketiga persatuan Indonesia".

Ditanya Gus Miftah Soal Tudingan Antiulama, Ini Jawab Hasto
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Ulama kondang Gus Miftah mempertanyakan tudingan terhadap PDI Perjuangan yang kerap dianggap sebagai antiulama dan pendukung kriminalisasi ulama. 

Hal ini ditanyakannya kepada Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat keduanya hadir di peringatan Harlah Nahdatul Ulama (NU) ke-95 yang dilaksanakan DPP PDI Perjuangan, Minggu (31/1).

Baca: Gus Miftah Tanya Soal Sarungan di Harlah NU, Ini Kata Hasto  

Awalnya Gus Miftah mempertanyakan bagaimana PDI Perjuangan melihat soal hadirnya kelompok intoleran. Hasto menjawab bahwa Ketua Umum Megawati Soekarnoputri selalu mengajarkan kader partai untuk berpolitik dengan keyakinan, menebar kebaikan, dan santun. Maka terhadap kelompok intoleran, PDI Perjuangan memilih bahwa peran negara yang harus benar-benar muncul. Dan negara Indonesia, sejak awal dibangun untuk semua.

"Bagaimana negara kita dibangun untuk semua. Dan itu diatur jelas di sila ketiga persatuan Indonesia. Yang intinya adalah kebangsaan. Kebangsaan itu intinya semua sama, punya hak dan kewajiban yang sama," kata Hasto. 

"Ketika Indonesia merdeka, tak ada itu dibeda-bedakan, apa sukumu, apa agamamu, apa status sosialmu, apa jenis kelaminmu. Setiap warga negara sama. Semua sama. Maka itulah yang dikembangkan oleh PDI Perjuangan, sikap toleran sebagai penjaga Pancasila," tambah Hasto.

"Tapi kan selama ini PDI Perjuangan disebut antiulama?" tanya Gus Miftah.

"Tak ada itu. Buktinya banyak kepala daerah kami dari elemen keagamaan seperti NU. Tak ada kebenaran istilah PDI Perjuangan itu Anti Islam atau pelaku kriminalisasi ulama," jawab Hasto. 

Kata Hasto, yang harus dipahami adalah bahwa dahulu pernah ada proses de-Soekarnoisasi dimana segala sejarah soal Bung Karno ditutup rapat. Belakangan, Hasto mengaku dirinya pribadi bertemu banyak ulama NU. Para kiai itu menyampaikan bahwa Soekarno adalah seorang NU dan santri.

"Bahkan Bung Karno diberi gelar Pahlawan Pembebas Bangsa-bangsa Islam. Karena kemerdekaan Maroko, Aljazair, Tunisia, itu mendapat dukungan penuh oleh Bung Karno," kata Hasto.

Baca: Megawati Yakin PDI Perjuangan Terus Beriringan Dengan NU 

Untuk diketahui, Ketua Umum dan Sekjen PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Hasto Kristiyanto, bersama ulama kondang Gus Miftah hadir memeriahkan perayaan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-95, Minggu (31/1). 

Perayaan itu akan dilaksanakan dari Gedung Kantor Pusat DPP PDI Perjuangan, di Jalan Diponegoro, Jakarta, dengan tema "Rumah NUsantara".

Quote