Ikuti Kami

Djarot Beberkan Kekejaman Orba Terhadap Makam Bung Karno

Djarot mengungkapkan ada beberapa keganjilan yang ia temui pada pusara Bung Karno

Djarot Beberkan Kekejaman Orba Terhadap Makam Bung Karno
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menuturkan kisah unik tatkala ia dipercaya mengurusi kota yang di dalamnya ada tempat bersemayam jasad proklamator Indonesia.

Djarot dipercaya menjadi Wali Kota Blitar selama dua periode, yakni 2000-2005 dan 2005 hingga 2010.

Djarot mengungkapkan ada beberapa keganjilan yang ia temui pada pusara Bung Karno.

Baca: Lolos ke Senayan, Djarot Raup Suara Tertinggi

"Dahulu kita tak bisa sembarangan berziarah ke makam Bung Karno tidak seperti sekarang. Kita harus memiliki izin kepada aparat setempat," ujarnya, Minggu (12/5).

Tak hanya itu, menurut Djarot kondisi makam dikelilingi kaca, yang membatasi jarak antara peziarah dengan pusara Putera Sang Fajar itu.

Sehingga para pengunjung tak dapat menabur bunga, hanya mampu melihat dan berdoa dari luar kaca.

Djarot menjelaskan, kala itu, ia mengambil beberapa keputusan penting. Di antaranya, membuka lokasi makam agar ramai didatangi peziarah dan menghilangkan suasana 'angker' pada kompleks pemakaman itu.

Namun, langkah Djarot itu mendapat halangan dari beberapa pihak. Ia diminta agar meminta izin dari Sekretariat Negara agar dapat menjalankan rencananya tersebut.

"Saya tidak meminta izin ke sana, namun saya menemui keluarga Bung Karno para ahli warisnya. Mas Guntur, Guruh, Sukma, Bu Mega. Saya mengungkapkan rencana untuk membuka area pemakaman tersebut," tambahnya.

Baca: Djarot : BTP Ingin Berantas Mafia Pelabuhan

Djarot mengungkapkan, kala itu para ahli waris Bung Karno menyetujui dan menyambut baik rencananya.

"Setelah itu, saya dan teman-teman membuka kaca itu serta merenovasi makam tersebut. Kami juga saat itu merancang pembuatan museum di sana," jelasnya.

Namun menurut Djarot langkah pembukaan area makam itu menemukan beberapa kendala. Di antaranya, tim kesulitan menemukan cara untuk pemindahan batu berbobot 15 ton yang diletakkan tepat di atas makam itu.

"Saya tidak tahu ya fenomena klenik apa yang dipakai penguasa saat itu. Namun batu berbobot 15 ton diletakkan di atas tanah kuburan itu," tambahnya.

Suami Happy Farida itu menjelaskan batu seberat 15 ton itu tidak dapat diangkat menggunakan ekskavator, melainkan menggunakan ilmu kebatinan tujuh orang.

"Batu yang bertuliskan 'Di sini dimakamkan Bung Karno Proklamator' itu telah dipindahkan ke luar pusaranya," katanya.

Selain itu, kata Djarot, di atas makam diletakkan sebuah lampu sorot besar.

"Cahaya lampu itu tepat di atas makam. Lampi itu besar sekali. Saya memerintahkan untuk dipindahkan," katanya. 

Djarot mengatakan, suasana 'suram' di area pemakaman sengaja dibuat agar rakyat enggan mendatangi lokasi tersebut.

Suasana angker dibuat agar makam tokoh kharismatik dan juga bapak bangsa itu tak banyak dikunjungi orang.

"Saya berkomitmen agar makam itu menjadi magnet wisata Kota Blitar. Dahulu tidak ada yang menjual kaus, buah tangan di sekitar makam. Namun saat ini berjejer toko-toko cinderamata," katanya.

Baca: Selain Djarot, Ini Kader PDI Perjuangan Sumut yang ke DPR

Ia mengatakan pasca dibukanya kompleks pemakaman tersebut, rakyat berbondong-bondong datant berziarah. Aksi tersebut juga mengangkat income penduduk sekitar.

"Ada yang mendirikan guesthouse, toko pernak-pernik. Ada ratusan ribu hingga jutaaan yang datang, untuk berziarah tiap bulannya," ujarnya.

Quote