Ikuti Kami

Menjawab Tantangan & Membaca Potensi Provinsi Banten

Provinsi Banten selalu masuk dalam 10 besar sebagai sasaran investasi.

Menjawab Tantangan & Membaca Potensi Provinsi Banten
Anggota DPR RI Komisi VI ST. Ananta Wahana, S.H. (gesuri.id/Haerandi)

Jakarta, Gesuri.id - Bung Karno pada tahun 1960 sudah melihat potensi besar di daerah Cilegon Provinsi Banten dan itu membuat satu gagasan untuk membangun pabrik baja agar Bangsa Indonesia. Itu membuktikan meski Indonesia negara agraris tetapi mampu ditopang oleh industri yang sangat kuat, sehingga saat ini mampu memproduksi baja dan terbesar di Asia Tenggara.

Letaknya yang terbilang strategis dimana menjadi penghubung antara pulau Jawa dan Sumatera, serta memiliki jalur laut yang menjadi transportasi perdagangan internasional, membuat Provinsi Banten selalu masuk dalam 10 besar sebagai sasaran investasi.

Bagaimana investasi besar di Provinsi Banten mampu memberikan dampak untuk kesejahteraan masyarakat Banten, serta bagaimana Banten mampu menjawab tantangan di bidang industri, investasi, persaingan usaha serta pendidikan. 

Berikut petikan wawancara khusus jurnalis gesuri.id Haerandi bersama Anggota DPR RI Komisi VI ST. Ananta Wahana, S.H.

Bagaimana melihat potensi Provinsi Banten khususnya persoalan di bidang industri, investasi dan persaingan usaha?

Jadi kalau bicara potensi bukan hanya saya saja yang melihat, Bung Karno tahun 60 sudah melihat itu jadi di daerah Cilegon itu membuat satu katakanlah gagasan untuk membangun pabrik baja supaya kita ini meskipun namanya negara agraris tapi ditopang oleh industri yang sangat kuat.

Sehingga bahkan namanya Krakatau Steel ya sekarang itu juga menjadi apa produksi baja terbesar di Asia Tenggara minimal di Asia Tenggara. Kalau kita melihat potensi itu juga luar biasa, Banten ini kalau kita lihat tentang sasaran investasi itu sejak dahulu itu pasti masuk didalam 10 besar kemarin 4 besar memang kemudian kita sudah disusul dengan Sulawesi jadi kita sekarang 6 besar tapi tetap masuk dalam 10 besar di provinsi-provinsi yang ada di Republik Indonesia.

Adapun nilai investasi cukup besar, kemudian Banten ini juga letaknya strategis juga sebagai penghubung antara Jawa dan Sumatera, kemudian dia ada di laut hidup sebagai jalur transportasi perdagangan internasional, ini kalau kita berbicara tentang potensi yang dimiliki.

Kemudian sekarang kita juga sudah banyak kawasan-kawasan industri dan kalau tidak salah tidak keluar 15 kawasan industri besar, kemudian ada 5 pelabuhan besar, yang jelas di Banten ini ada Bandar Udara terbesar di Republik ini dan paling ramai oleh Angkasa Pura itu diakui memberikan kontribusi bahkan mampu mensubsidi bandara-bandara lain yang belum ramai.

Kendalanya apa saja yang di hadapi di provinsi Banten?

Potensi Banten itu memang luar biasa tetapi kadang-kadang tidak sebanding, tidak sebandingnya itu seperti ini, investasinya luar biasa tetapi penyerapan terhadap tenaga kerjanya saya pikir masih kurang, karena Banten ini juga penganggurannya juga kira-kira 8,9% sampai 9% kadang-kadang turun dan sebagainya, tapi pasti di antara 8% lebih sampai 9% sehingga menempati urutan ketiga pengangguran di Republik ini.

Jadi kalau kita berbicara tentang investasi memang harus nantinya memperhatikan investasi yang masuk di Banten ini jangan hanya padat modal tetapi juga ada padat karya. Investasi itu berbanding lurus dengan kesejahteraan, investasi berbanding lurus dengan penyerapan tenaga kerja, sehingga prospeknya mestinya nanti dikelola dengan baik. 

Jika kita bicara tentang Banten memang belum seimbang, kalau kita bicara terkait Selatan, Barat, Utara seperti itu. Misalnya investasi di Provinsi Banten ini terkonsentrasi terpusat di Tangerang Raya (Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Cilegon) sementara di Pandeglang, Lebak hampir jarang sekali meskipun di sana ada Semen Merah Putih, kemudian Pandeglang juga ada tambang tapi Pemerintah Banten ini semestinya dan harus menggenjot agar ada keseimbangan serta merata.

Sehingga, infrastrukturnya juga lebih harus merata, meskipun kita juga sekarang tahu ya walaupun ini belum berjalan dengan baik misalnya Jalan Tol yang kita buat ini antara Serang Panimbang, meskipun session III belum jalan lagi, dikarenakan macet investornya.

Tapi itu kalau kedepannya nanti mampu terealisir sampai paling selatan disana nanti juga pasti ini akan mengurai serta melahirkan keseimbangan penyebaran pembangunan. Mau Tidak mau infrastruktur menjadi salah satu kendala itu harus dikatakan demikian.

Persoalan strategis yang menjadi perhatian khusus apa saja?

Jika investasi didorong di Padat Karya alas sepatu, alas kaki dan sebagainya ini, ini nanti juga akan seimbang berbanding lurus dengan kesejahteraan, juga begitu berbanding lurus dengan penyerapan tenaga kerja, nah saat belum seperti itu. 

Begitu juga dengan akses sekolah yaitu harus misalnya sama dengan nasional, sementara kita masih lebih rendah dengan berada di sekitar  67/68 persen, begitu juga dengan lamanya sekolah ini menunjukkan bahwa baru rata-rata SMP kelas 2 itu kan harusnya belum melahirkan tenaga kerja terampil.

Di Provinsi Banten indeks persaingan usaha juga rendah, artinya belum membuat suatu lapangan yang namanya fair, sehat dan inflasi juga kita saat ini meroket meski ini harus diakui gejala secara global dimana sebelumnya inflasi dahulu di 1,4 hingga 1,9 persen sedangkan saat ini sudah hampir 5 persen. Ini juga merupakan masalah-masalah yang harus diurai dan diselesaikan.

Harapan, solusi serta tindak lanjutnya seperti apa yang dilakukan sebagai legislator dari Provinsi Banten?

Kita akan bicara dengan pemerintah daerah dan bagaimana melihat problem di Banten, misalnya terkait pengangguran, pendidikan karena lama pendidikan kita itu baru sampai tingkat SMP kelas 2, belum lulus SMP, ini kan artinya relatif masih rendah tadi letaknya sebagai penyangga ibukota. 

Kemudian akses sekolah itu juga masih kira-kira 67 persen sementara nasional sudah hampir 80 persen artinya jika berbicara provinsi Banten seharusnya minimal sama dengan nasional karena penyangga. Tapi ini masih ada gap atau jarak.

Inilah yang nanti yang akan kita bicarakan dengan pemerintah daerah. Kemudian saya sebagai anggota DPR RI komisi VI  mendorong kepada Menteri investasi, BKBM agar mendorong hal tersebut meskipun investasi-investasi tidak mesti dikonsentrasikan di Pulau Jawa tetapi ini itu harus didorong lagi. Karena apa, tadi pilihannya investasi di Banten cukup tapi persoalan prioritasnya, orientasinya yang berbeda.

Selain itu harapannya mesti potensi-potensi yang ada itu dikembangkan, investasi didorong lebih berorientasi kepada padat karya, kemudian yang tidak boleh dilupakan UMKM-UMKM kita. Banten ini memang ketika penganggurannya relatif tinggi untuk masyarakatnya bisa bertahan hidup itu mereka sekarang lari ke sektor-sektor informal UMKM menjadi pilihannya. 

Jadi UMKM ini memang sebagai sauatu lahan untuk dikembangkan tapi juga kadang-kadang bidang yang karena kepepet mereka jalani aklhirnya. UMKM Ini mesti juga harus diperhatikan oleh pemerintah oleh kita sekalian kemudian ini mesti didorong, dinaikkan karena nanti UMKM-UMKM ini justru akan menjadi unggulan serta penopang.

PDI Perjuangan merekomendasikan untuk di DPD RI Provinsi Banten tahun 2024, adakah tugas serta pesan khusus?

Jika kita bicara tentang liberalisme pasti nanti masuk dan terus muncul ideologi-ideologi lain, namanya bebas memang semua masuk perkembangan teknologi digital, semua menawarkan dan sebagainya mau tidak mau dan harus dilihat sekarang ini mulai banyak orang tidak paham tentang Pancasila tapi justru mengerti dengan orang yang tidak paham serta ditawari dengan ideologi yang lain tentang yang berbasis kepada radikalisme, fundamentalisme dan sebagainya. Ini kan menjadi tantangan-tantangan kita sebagai kado nasionalis dan sebagainya.

DPD ini kan bagian dari MPR, dimana Majelis Permusyawaratan Rakyat ini punya tugas kaitannya dengan undang-undang dasar, maka DPD Ini juga masih harus dikuati oleh PDI Perjuangan agar ideologi-ideologinya partai, negara ini juga agar di DPD kuat.

Untuk kuat karena ini basisnya perorangan ini memang harus ada banyak kader-kader partai yang nanti ketika saya di situ membawa itu tadi apinya ideologi ini, agar nantinya kemudian bisa kuat jadi supaya nanti kalau bicara tentang amandemen ada ketentuan yang terbatas.

Misalnya saja dilepas pasti akan lari ke mana-mana, bagi saya apa pesannya harus membumikan Pancasila itu di lingkungan DPD. Membumikan Pancasila itu dengan macam-macam, entah kebijakan, usulan-usulan dan sebagainya. DPD nanti basisnya adalah utusan daerah agar daerah itu mesti harus kuat.

Kita tahu di Banten ini kondisi orang-orangnya yang belum bisa dalam tanda kutip "menerima Pancasila" relatif cukup ada lah, saya tidak mengatakan cukup besar. Namun kalau kita rasakan sekarang ini kok rasanya tidak berubah. Belum begitu signifikan perubahannya dengan survei-survei yang lalu. Misalnya guru itu 50 persen, PNS yang istilahnya mempersoalkan Pancasila. Kemudian dulu saat Bapak Ryamizard Ryacudu menjadi Menhan bicara TNI itu 3 persen rasanya belum ada perubahan yang signifikan.

Quote