Ikuti Kami

Ansy-KLHK Bersinergi, Petani Belu Panen Jambu Mete 

"Puji Tuhan, setelah membuat kebun bibit, menyemai dan memeliharanya, anakan bibit mete tumbuh subur, sehat, dan segar". 

Ansy-KLHK Bersinergi, Petani Belu Panen Jambu Mete 
Keberhasilan panen perdana belasan ribu bibit jambu mete oleh kelompok Tani Natura Muda di Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, baru-baru ini. (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema)  mendapat kiriman foto-foto keberhasilan panen perdana belasan ribu bibit jambu mete oleh kelompok Tani Natura Muda di Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, baru-baru ini. 

Baca: Ansy: Kebijakan Pangan RI Harus Visioner, Bukan Reaksioner!

Pembibitan jambu mete didanai oleh program Kebun Bibit Rakyat (KBR), yang adalah hasil kerja sama Ansy dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 

Ansy mengungkapkan, setelah mendapatkan bantuan tunai dari program KBR sebesar Rp. 50 juta pada Agustus 2020, Kelompok Natura Muda melakukan pembibitan jambu mete sebanyak 20.000 batang. 

"Puji Tuhan, setelah membuat kebun bibit, menyemai dan memeliharanya, anakan bibit mete tumbuh subur, sehat, dan segar.  Hasilnya, kelompok Natura Muda sukses panen perdana belasan ribu bibit jambu mete," ujar Politisi PDI Perjuangan itu. 

Ansy melanjutkan, kesuburan anakan jambu mete hasil program KBR tidak hanya menarik minat petani di Kabupaten Belu. 

Saat ini Kelompok Natura Muda juga membagikan anakan jambu mete kepada petani di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). 

Ansy pun mengungkapkan, potensi jambu mete di NTT sangat besar dan perlu dikembangkan untuk mempercepat penyejahteraan petani. 

Jika daerah Sumatera dan Kalimantan memiliki potensi sawit di sektor perkebunan, NTT justru punya potensi jambu mete yang luar biasa. 

"NTT adalah penghasil jambu mete terbesar di Indonesia. Pada 2019, ekspor jambu mete Indonesia mencapai 51,6 juta USD, meningkat 13,3 juta USD dari tahun 2018," ujar Anggota DPR-RI dari Dapil NTT II itu.  

Ansy memaparkan, dari total 136,4 ribu ton produksi mete di Indonesia tahun 2018, NTT merupakan penghasil mete terbanyak dengan 49,9 ribu ton, diikuti Sulawesi Tenggara sebesar 25,5 ton. 

Perkembangan luas areal dan produksi jambu mete di NTT pun terus mengalami peningkatan. 

"Tahun 2005, produksi jambu mete di NTT  sebesar 32.820 ton, dan mencapai 49 440 ton pada 2016," ujar Ansy.

Selain Flores dan Sumba, sambung Ansy, daerah Timor termasuk Belu dan TTU adalah wilayah lahan kering yang potensial untuk pengembangan jambu mete. 

Namun, ungkap Ansy, saat ini pengembangan jambu mete masih dikelola secara tradisional atau masih berskala perkebunan rakyat. 

"Saya berharap pemerintah pusat dan daerah di NTT dapat mendorong pengembangan perkebunan mete modern, memperkuat kelembagaan petani, menjamin ketersediaan pasar, dan memacu inovasi pengolahan pasca panen jambu mete," ujarnya. 

Ansy berharap, petani jambu mete didampingi dan diberikan pelatihan terkait peremajaan, perlindungan hama, dan juga pengolahan pasca panen. 

Ini penting, ujar Ansy, karena saat ini ekspor mete masih didominasi bahan gelondongan (bahan mentah), sehingga dijual dengan harga yang relatif murah. 

"Perspektifnya mesti beralih dari Tanam, Petik, Jual menjadi Tanam, Petik, Olah, Jual untuk meningkatkan nilai ekonomis," ujar Ansy. 

Baca: TB Hasanuddin: Tak Ada Pasal Karet dalam UU ITE

Melalui pengolahan pasca panen, Ansy berharap para petani dapat meningkatkan nilai hasil panen jambu mete. 

"Saya berharap, keberhasilan pembibitan jambu mete diikuti dengan keberhasilan panen/ produksi dan pengelolaan pasca panen di NTT. 
Ayo tanam jambu mete, komoditi unggulan NTT," seru Ansy.

Quote