Ikuti Kami

Ansy Serap Aspirasi Petani & Peternak Sabu Raijua 

Kandungan glukosa dalam gula Sabu sangat rendah sehingga sangat baik dikonsumsi penderita kolesterol.

Ansy Serap Aspirasi Petani & Peternak Sabu Raijua 
Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema). (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) mengadakan kegiatan serap aspirasi atau reses secara virtual dengan para penerima bantuan ternak sapi-kambing dan perwakilan petani Kabupaten Sabu Raijua, NTT, baru-baru ini. 

Baca: Ansy Serap Aspirasi Petani dan Nelayan Pantura Timor

Hadir pada kesempatan tersebut Ketua DPC PDI Perjuangan sekaligus Ketua DPRD Kabupaten Sabu Raijua, Paul Rabe Tuka dan fungsionaris partai. 

Ansy mengaku, saat masih kecil, dirinya sudah mengenal Sabu Raijua lewat kudapan gula Sabu. Bahkan sampai saat ini, jika berkunjung ke Kupang, gula Sabu termasuk daftar wajib yang akan dia beli dan nikmati.

"Kandungan glukosa dalam gula Sabu sangat rendah sehingga sangat baik dikonsumsi penderita kolesterol. Masyarakat di pulau Sabu bahkan mengonsumsi Gula Sabu sebagai pangan utama pengganti padi dan jagung," ujar Ansy. 

Politikus PDI Perjuangan itu melanjutkan, potensi gula Sabu perlu dikembangkan agar bermanfaat bagi masyarakat lokal.

Ansy mengatakan dirinya selalu meresapi instruksi Ketua Umum DPP PDI Perjuangan  Megawati Soekarnoputri, agar kader PDI Perjuangan mengarahkan perhatian ke Indonesia Timur.

"Sabu Raijua bukan lagi wilayah pinggiran, tetapi harus menjadi sentra utama pembangunan. Pemerintah harus hadir untuk membangun Sabu Raijua melalui kebijakan yang konkret dan memihak kesejahteraan masyarakat di sana," tegasnya. 

Maka, sambung Ansy, dalam kerja sama dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Ditjen PKH Kementan), dirinya memberikan bantuan ternak sapi 20 ekor dan kambing 25 ekor kepada petani-peternak di Sabu-Raijua.

Diharapkan, melalui bantuan ternak itu para petani-peternak dapat mendapatkan tambahan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Baca: Ansy Lema Serap Aspirasi Para Petani Belu

"Untuk membantu mengatasi gagal tanam (juga gagal panen) dan kelaparan, saya bekerja sama dengan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan mengadakan bantuan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) kepada 3 kelompok petani di Sabu Raijua," ujar Ansy. 

Ansy melanjutkan, tiga kelompok menerima masing-masing Rp 75 Juta Rupiah, sehingga total bantuan sebesar Rp225 Juta.

Uang itu akan digunakan untuk membiayai operasional penguatan ketahanan pangan dalam skala rumah tangga atau keluarga.

"Melalui bantuan P2L, masyarakat dapat memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayuran, tanaman bumbu dapur ataupun cabe untuk meringankan beban ekonomi mereka," ujar Ansy. 

Melalui reses ini, Ansy ingin memastikan agar bantuan kepada masyarakat Sabu-Raijua tepat sasar, terutama kepada petani yang sangat membutuhkan bantuan pemerintah.

Masyarakat  umumnya mengeluhkan bencana kekeringan yang melanda Sabu Raijua beberapa tahun terakhir. 

"Mereka sangat membutuhkan air minum dan air untuk menyiram tanaman dan minum ternak.Petani Sabu Raijua berharap pemerintah dapat membangun embung atau sumur bor untuk mencukupi kebutuhan air," ungkap Ansy. 

Masyarakat, lanjut Ansy, juga mengeluhkan kawasan pantai yang mulai rusak akibat kekeringan dan ulah manusia. 

"Mereka berharap Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberi bantuan penghijauan (reboisasi) pantai di Sabu Raijua," ujar Ansy. 

Ansy melanjutkan, Sabu Raijua juga memiliki potensi unggulan berupa garam dan rumput laut yang melimpah sepanjang pesisir pantai.

Budidaya rumput laut menyumbang Rp1 Miliar untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun lalu.  Pemerintah daerah juga sudah membangun pabrik pengolahan rumput laut. 

"Kendala yang dihadapi, karena pendanaan pabrik masih memakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), maka jumlah anggaran terbatas, sehingga perlu investor," ungkap Ansy. 

Untuk komoditas garam, Ansy mengungkapkan tahun lalu kontribusinya bagi PAD Rp9 Miliar.

Namun produksi garam tidak mudah mendapatkan pembeli. Akibatnya, antara 2018-September 2020 stok garam yang kini bertumpuk di gudang penyimpanan mencapai 20 ton.

"Mereka berharap, pemerintah dapat membantu mencari pembeli ataupun negara dapat membeli-menyerap garam Sabu," ujar Anggota DPR-RI dari Dapil NTT II itu.

Ansy pun berkomitmen menyampaikan aspirasi petani-peternak Sabu Raijua dalam persidangan di Senayan. 

"Saya ingin memastikan agar pembangunan pertanian, peternakan, dan kelautan-perikanan harus berdasarkan konteks aktual NTT dan menjawab permasalahan petani-peternak-nelayan di NTT," pungkasnya.

Quote